Surakarta. Tim yang terdiri dari mahasiswa lintas disiplin, yaitu Maria Valentina Gunawan (Prodi Kedokteran), Fatra Faiza Majid (Prodi Fisika), Dzakiyyah Khoirunnissa ( Prodi Hukum), dan Yunidzar (Prodi  Antropologi Sosial), berinisiatif untuk memberikan edukasi serta solusi praktis bagi permasalahan stunting yang masih menjadi isu serius di wilayah tersebut.
Pada Selasa, 30 Juli 2024, Tim II KKN Universitas Diponegoro 2023/2024 mengadakan kegiatan penyuluhan terkait stunting serta demonstrasi pembuatan makanan tinggi gizi di Balai Kampung Kerten,Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh data yang menunjukkan masih adanya balita dan ibu hamil di Kelurahan Kerten yang kekurangan gizi, dengan 14 balita di antaranya berisiko tinggi mengalami stunting. Masalah stunting, yang ditandai dengan pertumbuhan anak yang terhambat akibat kekurangan gizi, dapat berdampak panjang pada kesehatan fisik dan kecerdasan anak di masa depan. Oleh karena itu, melalui program ini, diharapkan para ibu menjadi lebih sadar bahwa makanan tinggi gizi dapat disiapkan dengan cara yang mudah, murah, dan sederhana. Tujuan utama kegiatan ini adalah agar para ibu dapat menyediakan menu bergizi tinggi bagi anak-anak mereka, yang pada gilirannya diharapkan dapat mencegah stunting di wilayah tersebut.
Program yang dilaksanakan di Balai Kampung Kelurahan Kerten ini dihadiri oleh para ibu yang memiliki anak berisiko stunting serta kader kesehatan setempat. Program kerja multidisiplin ini terdiri dari dua rangkaian acara utama. Acara pertama adalah penyuluhan mengenai definisi, bahaya, serta cara mencegah dan mengatasi stunting. Penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta mengenai stunting dan dampak jangka panjangnya.
Acara kedua adalah demonstrasi pembuatan camilan tinggi gizi yang mudah, murah, dan praktis, yaitu "SUSANTING" atau Sushi Anti Stunting. Sushi ini dibuat dari bahan-bahan yang mudah didapatkan, seperti nasi, telur, rumput laut, ayam parut, wortel, tepung terigu, garam, bawang putih, dan daun bawang. Proses pembuatannya pun cukup sederhana: semua bahan direbus, kemudian dicampur, dibentuk sesuai keinginan, dan digoreng hingga matang.Â
SUSANTING mengandung gizi yang cukup tinggi karena terdiri dari protein ganda yang berasal dari ayam dan telur. Selain itu, camilan ini cocok untuk anak-anak karena merupakan finger food yang mudah dimakan serta memiliki penampilan yang menarik.Pada sesi demonstrasi, Tim KKN mempraktikkan cara menyiapkan bahan serta langkah-langkah memasak SUSANTING. Beberapa peserta yang tertarik kemudian diminta untuk maju ke depan dan mempraktikkan sendiri cara membuat camilan tersebut. Sushi yang telah dibuat kemudian dibagikan kepada peserta, terutama kepada anak-anak, untuk dicicipi. Tanggapan positif datang dari para balita yang tampak menyukai rasa camilan tersebut dan bahkan meminta tambahan.
Pelaksanaan program ini dapat dikatakan sangat berhasil. Dalam sesi penyuluhan, peserta aktif mendengarkan dan mengajukan pertanyaan yang menunjukkan ketertarikan mereka terhadap topik yang disampaikan. Beberapa pertanyaan yang muncul antara lain mengenai kaitan stunting dengan penyakit degeneratif seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung, serta perbedaan antara anak yang stunting dengan anak yang memiliki genetik pendek.Â
Pertanyaan-pertanyaan ini menunjukkan bahwa peserta menyimak dengan baik dan memahami pentingnya isu stunting.Sesi demonstrasi pembuatan SUSANTING juga berlangsung sukses. Peserta yang berpartisipasi dalam praktik langsung dapat membuat sushi dengan baik, dan camilan yang dihasilkan disukai oleh anak-anak. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa Tim KKN berhasil menyalurkan pengetahuan dan keterampilan kepada para ibu untuk memasak makanan bergizi yang disukai oleh balita.
Kegiatan ini mendapat tanggapan positif dari para peserta, salah satunya dari Ibu Hery, yang mengapresiasi upaya Tim KKN dalam memberikan solusi praktis dan edukatif untuk mengatasi masalah stunting di kampung mereka. Harapannya, program kerja ini dapat terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi masyarakat Kerten untuk lebih peduli terhadap pentingnya gizi seimbang bagi anak-anak mereka, serta berperan aktif dalam mencegah stunting. Dengan demikian, generasi mendatang dapat tumbuh sehat dan cerdas, serta siap menghadapi tantangan masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H