Mohon tunggu...
Maria Ulfah
Maria Ulfah Mohon Tunggu... -

An ordinary woman who has a great dream to create a shine future generation. I'm married and working for teaching at high school. Join this site to express my mind and.... anything i like to share. Pleasant to be your friend..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yang Menarik dari Kernet Bus

11 Oktober 2010   06:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:32 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Suatu hari saya pergi ke luar kota dengan menggunakan bus. Saat saya menunggu bus, banyak kernet bus-bus tujuan lain yang berdatangan menghampiri saya. Mereka menanyakan hal yang sama tetapi dengan sapaan yang berbeda. “mau kemana neng?”, “mau kemana teh?” dan “mau kemana bu?”. Saya jawab saja dengan singkat, jelas dan padat dengan menyebutkan kota tujuan saya. Akhirnya mereka pergi dan menaiki busnya kembali. Sembari berteriak menyebutkan kota-kota dan terminal tujuan akhir busnya. Jakarta... Bandung... Merak... Lebak bulus... Jati Bening... Kampung Rambutan...

Saat kernet-kernet itu berlalu, tak sengaja saya berpikir tentang mereka.. Kubayangkan mereka dari mulai berangkat dari rumah sampai kembali lagi ke rumah. Ternyata ada yang menarik dari profesi mereka.

Saat kernet mulai berangkat dari terminal, Ia sudah mulai mencari-cari orang. Melirik ke kanan dan kiri berharap ada orang yang mau melakukan perjalanan dan menaiki busnya. Satu dua orang, ah... masih kurang.... Ia mulai mencari-cari lagi. Sembari terus berteriak dan menawarkan kepada setiap orang yang Ia anggap akan pergi. Sementara di bus, Ia terus berdiri melawan angin tanpa mengenal lelah. Saat akan menaiki bus pun kerap Ia mengambil resiko dengan menaiki bus yang sudah setengah jalan. Mereka rela mengangkat berkilo-kilo barang bawaan penumpangnya ke dalam bagasi mobil. Mereka juga harus berani bertanya kepada siapapun yang tidak Ia kenal, yang ia anggap akan pergi dengan menaiki bus. Berjalan berdesak-desakkan dengan penumpang yang berdiri di lorong dalam bus adalah kerjaan sehari-hari mereka demi mendapatkan secuil uang. Kadang untuk mendapatkannya, mereka harus menerima “omelan” penumpang yang meminta bayar lebih murah. Tetapi itu semua telah dijalaninya demi menghidupi diri dan keluarganya. Tanpa keikhlasan, semua itu tidak akan mampu Ia jalani.

Dibalik pekerjaan mereka itu, terdapat keunikan yang tak banyak orang tau. Mereka adalah marketing-marketing yang handal. Tanpa menjadi orang yang “sok kenal” Ia mungkin tak akan mendapatkan penumpang. Tanpa jasa mereka, bus-bus tidak mungkin banyak mendapatkan penumpang. Bayangkan bila tidak ada kernet bus, supir bus akan mengalami kesulitan dalam mencari penumpang. Akibatnya penghasilan yang mereka dapatkan berkurang. Kernet bus juga sering membantu penumpangnya dalam nenunjukkan arah perjalanan dan membantu membawa barang bawaan penumpangnya.

Beberapa hal tadi membuat saya tergugah untuk menuliskannya disini dan membagikannya untuk pembaca semua. Itulah sisi lain dari kernet yang bisa saya ungkap. Mengapa saya ungkapkan? Karena saya sering menemui orang yang masih memandang rendah bahkan menganggap remeh kernet-kernet bus. Seolah mereka tiada gunanya. Semoga bacaan di atas dapat dijadikan salah satu alasan untuk menghargai profesi mereka..

Dari seorang penumpang bus. ^_^

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun