Idul Fitri identik dengan opor ayam, rendang, sambal goreng hati dan berbagai jenis masakan khas masing-masing daerah. Setiap rumah pastinya sudah menyediakan masakan khasnya masing-masing. Memang benar adanya, bagi saya pribadi tantangan setiap tahun berlebaran itu adalah menyiapkan sajian Idul Fitri.
Jadi sudah 2 tahun ini Ibu saya tidak ikut terjun ke dapur untuk memasak hidangan Idul Fitri dikarenakan beliau sakit di bagian pinggang sampai kaki. Alhasil sayalah yang didapuk untuk memasak di dapur meskipun sebenarnya Ibu tidak cocok dengan kualitas hasil akhir masakan saya, wkwkwk.
Saya dan ibu sering kali berbeda pendapat kalau sudah menyangkut urusan perdapuran. Saya yang orangnya lebih suka sat set tentu saja masak pakai bumbu jadi adalah kunci agar proses memasak lebih cepat. Toh rasanya juga hampir tak jauh beda dengan masakan yang menggunakan bumbu uleg misalnya.
Namun ibu sebaliknya dimana beliau merupakan generasi Boomers yang cenderung mengutamakan proses seperti menggunakan bumbu yang dihaluskan sendiri untuk memasak makanan. Tidak ada yang salah dengan pilihan saya maupun Ibu hanya saja semua kembali lagi ke selera masing-masing.
Tapi karena setahun lalu saya masih bekerja kantoran, akhirnya idealisme ibu pun runtuh dan tidak mempermasalahkan untuk menggunakan bumbu jadi untuk memasak hidangan khas Lebaran.
Saya akui memang banyak sekali tantangan ketika menyiapkan hidangan Idul Fitri dimana ketika masih bekerja kantoran, saya merasa terlalu lelah untuk mempersiapkan berbagai macam printilan untuk persiapan memasak. Saya yang harus belanja ke pasar sendirian sehabis subuh untuk membeli bahan membuat rendang, opor beserta bumbu dan sayur mayur. Kenapa habis Subuh, tentu saja agar tidak kehabisan bahan yang ingin dibeli.
Belum lagi ketika di rumah sudah mulai berdatangan keluarga yang menyebabkan kondisi rumah menjadi berantakan sehingga terkadang menurunkan mood untuk memasak.
Kalau ditanya apakah ada hal menarik dan unik ketika memasak hidangan hari raya maka jawabannya ada. Ketika itu Lebaran kalau tidak salah 3 tahun lalu dimana salah seorang saudara yang berinisiatif untuk memasak rendang dan opor. Kebetulan saudara saya itu hanya mau menggunakan santan cair dari salah satu merek, sementara di rumah terdapat santan bubuk merek lain. Akhirnya malam-malam saya minta tolong diantar keponakan untuk membeli santan cair dengan merk yang biasa digunakan oleh saudara saya itu. Untung saja merk santan cair yang dimaksud tersedia di minimarket itu, kalau tidak maka saya harus berkeliling lebih jauh untuk mencarinya. Duh!
Jika disuruh memilih, maka saya lebih baik cuci piring setumpuk saja ketimbang harus memasak deh! wkwkwkw.
Memang ketika memasak, effort yang dibutuhkan lebih banyak dibanding hanya mencuci piring.