Walaupun zaman telah banyak berubah dan saat ini kita sering melihat kuliner sudah semakin modern menunya sehingga bisa dibilang untuk membeli kuliner tradisional sudah agak susah. Bukannya tidak mungkin mendapatkan kuliner tradisional lho ya, buktinya setiap hari saya bisa makan nasi pecel di deket komplek perumahan.Â
Tentu saja makanan seperti nasi pecel, soto Lamongan, lontong balap masih mudah saya dapatkan di kota Surabaya ini karena makanan-makanan tersebut merupakan kuliner khas kota Pahlawan. Yang saya maksudkan adalah mungkin tak banyak tempat makan kekinian yang menjual menu hidangan khas tradisional. Yang lebih sering saya temukan adalah tempat makan, cafe ataupun restoran kekinian justru menjual menu dari luar negeri seperti Ayam Bulgogi, Spagetti, Pizza, makanan Korea dan masih banyak lagi kuliner  modern lainnya.
Saya terkejut ketika teman memberitahu bahwa ada tempat makan di Jalan Ketandan yang ternyata menjual masakan tradisional khas Indonesia. Uniknya lagi, menu makanan yang dijual tidak banyak, hanya sekitar 4 sampai 5 menu masakan khas tradisional Indonesia, namun entah kenapa saya sangat menyukainya dan ingin kembali lagi suatu saat nanti.
Kebetulan sekali saya bersama teman-teman Kompasianer yang tergabung dalam Komunitas Cak Kaji Jatim beberapa bulan lalu sepakat mengadakan pertemuan, dimana kami akan berkumpul di tempat makan yang saya bahas sebelumnya. Nama tempat makannya adalah Pusaka Bunda. Lokasinya bisa dibilang merupakan hidden gem atau sedikit tersembunyi dari Jalan Raya Tunjungan, yaitu di Jalan Ketandan Lama I No. 11, Surabaya.
Kalian yang hobi blusukan di Surabaya misalnya tergabung di komunitas fotografi maupun komunitas pecinta sejarah, pasti tahu daerah Ketandan ini. Awalnya saya sempat bertanya kepada penduduk sekitar, namun ternyata rumah makan Pusaka Bunda sangat familiar bagi penduduk Ketandan Lama tersebut.
Ada pun menu makanan yang dijual antara lain Soto Tangkar, Garang Asem dan Nasi Cumi Madura. Dulu waktu bulan Februari 2024 saya sempat memesan menu Brongkos di Pusaka Bunda, namun entah sekarang apakah masih ada menu tersebut. Selain bersama teman-teman dari Komunitas Cak Kaji, saya juga mengajak suami untuk kembali lagi ke Pusaka Bunda demi mencicipi menu Garang Asemnya. Kebetulan suami saya suka banget dengan kuliner tradisional Garang Asem.
Untuk kalian yang lagi tidak berselera makan berat, bisa kok memesan makanan ringan di Pusaka Bunda ini. Kentang goreng, donat ice cream dan cireng merupakan beberapa menu camilan yang tak kalah enak. Awalnya saya bingung dengan menu donat es krim, seperti apa ya bentuknya. Ternyata begitu mas waitressnya datang dan membawakan donat es krim, saya jadi ketagihan ingin memesan menu itu kembali. Apa daya perut sudah sangat kenyang.
Surabaya yang lagi panas-panasnya juga bisa terobati dengan memesan berbagai minuman khas Pusaka Bunda. Sebut saja es timun, es jeruk dan es teh kayu manis yang segar ketika diminum di siang hari. Saya pribadi suka dengan menu es timunnya, kalau tidak salah diberi perasan jeruk nipis sehingga sangat segar ketika diminum.