Mohon tunggu...
Maria Tanjung Sari
Maria Tanjung Sari Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger-Content Writer-Content Placement Artikel di Blog-Jasa Review Produk dan Jasa di Blog Untuk kerja sama bisa email di titikterang751@gmail.com

Blogger Surabaya yang mengelola beberapa blog diantaranya santaisore.com , sahabatcurhat.my.id , curhatyuk.my.id dan masih banyak lagi Senang menulis mengenai dunia HRD, suka mengamati perilaku sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Beramal Kalau Tak Ikhlas

19 Mei 2024   10:49 Diperbarui: 19 Mei 2024   10:53 997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Credit Photo: Pixabay

Ada beberapa cara ketika kita ragu untuk beramal, namun hati kecil ingin melakukan niat baik tersebut:

1. Lakukan Pengecekan Latar Belakang

Pengecekan sebelum kita benar-benar merealisasikan tujuan untuk berdonasi kepada seseorang yang membutuhkan mungkin terkesan ribet ya. Bisa jadi kalau ada yang tahu tentang keinginan kita melakukan pengecekan tentang benar tidaknya seseorang membutuhkan bantuan, akan berkata "mau beramal saja kok pakai dicek segala".

Tentu tak segampang itu orang lain melakukan penilaian terhadap apa yang kita lakukan. Bisa jadi kita melakukan pengecekan latar belakang seseorang yang ingin kita bantu secara finansial, dikarenakan pernah ada berita miring mengenai individu tersebut sebelumnya. Misalnya saja sebelum kita berdonasi, pernah ada aksi donasi serupa untuk membantu si fulan, namun di kemudian hari diketahui si fulan tidak menggunakan uang dari para donatur sebagaimana mestinya.

2. Bantu Sesuai Kemampuan Finansial dan Keikhlasan Hati

Teman saya memiliki teman online yang berjualan makanan ringan seperti kacang, dan camilan lainnya. Kebetulan tidak sengaja teman saja searching di Instagram dan menemukan profile teman onlinenya itu menjual berbagai macam camilan. Karena teman saya butuh camilan untuk di rumah, akhirnya dia rutin memesan camilan di teman onlinenya itu, sebut saja namanya fulan. Singkat kata, teman saya pun akhirnya melanjutkan pemesanan melalui chat di Whatsapp.

Di kemudian hari teman saya sering melihat status WA si fulan sering sekali mengeluh kondisi keuangan keluarganya. Sebagai single mom yang usahanya berjualan camilan tidak menentu, si fulan pernah beberapa kali meminjam uang kepada teman saya. Sekali dua kali, teman saya pun memberikan pinjaman, kadang diberinya sebagai bantuan tanpa minta untuk dikembalikan. Selain itu juga, teman saya pun sering order camilan yang dibuat oleh si Fulan, dengan maksud untuk menolong. 

Sampai akhirnya teman saya sudah berada di titik rasa kesal karena si fulan terus menerus meminjam uang, dimana sudah tidak dikabulkan oleh teman saya. Akhirnya sekarang teman saya pun berbelanja camilan seperlunya saja di tempat si fulan sesuai dengan kemampuan finansial serta keikhlasan hati yang dimiliki.

Dari peristiwa yang dialami oleh teman saya, kita belajar mengenal karakter bahwa ada individu yang terkadang memanfaatkan kebaikan orang lain yang telah menolongnya. Apabila kita menemui hal tersebut, maka jangan pernah merasa tidak enak atau merasa berdosa apabila kita tegas tidak ingin menolongnya. Bukan karena kita tidak memiliki hati nurani, namun justru sebagai pembelajaran bahwa kita hidup tidak untuk menyenangkan orang lain dengan membantu mereka.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun