Setelah FOMO. Terbitlah FOPO. Istilah apa lagi nih di masyarakat kita?
Dulu saya pun baru paham apa itu istilah FOMO (Fear of Missing Out) setelah banyak peristiwa dicontohkan di media sosial. Lagi-lagi saya belajar dari media sosial.
FOMO sendiri merupakan sebuah kekhawatiran ataupun ketakutan yang dialami seseorang apabila melewatkan sesuatu hal atau peristiwa. Misalnya saja sekarang sedang trend gadget keluaran terbaru yang harganya selangit, dimana hampir sebagian besar masyarakat menggunakan gadget tersebut. Karena tidak mau kehilangan moment, akhirnya kita ikut-ikutan membeli gadget tersebut walau sebenarnya gadget lama pun masih ada dan berfungsi layak.
Jadi baru-baru ini di media sosial TikTok sedang trending VT mengenai barang istri dan barang suami, antara lain gadget, kaca mata, dompet, sandal, parfum bahkan sampai tas yang digunakan sehari-hari. Meski hanya sebuah konten namun begitu terkejut juga saya ketika melihat para pemilik akun TikTok tersebut ternyata mayoritas merupakan gen Z yang mudah sekali “terserang” FOMO.\
Hal ini dibuktikan pengakuan mereka sendiri di status VT TikTok bahwa mereka harus membeli gadget keluaran terbaru, meskipun harganya menurut ukuran saya mahal sekali.
Itu salah satu bentuk FOMO di masyarakat kita. Lalu saat ini saya mendapatkan istilah baru yaitu FOPO yang memiliki kepanjangan Fear of Other’s People Opinion atau takut terhadap penilaian orang lain. Waduh semakin banyak saja istilah yang menyangkut kesehatan mental ini di masyarakat.
Kalau takut terhadap opini atau penilaian orang lain, tentunya hidup kita jadi serba salah deh. Punya sepeda motor butut nanti dirasani (diomongin) oleh tetangga kiri kanan. Daripada malu dengan omongan tetangga, akhirnya kita rela merogoh kocek atau menyicil demi membeli sepeda motor baru. Iya kalau budgetnya ada. Kalau tidak ada dana membeli kendaraan baru, apa kiita harus memaksakan diri demi bisa terhindari dari penilaian orang?
Begitu juga ketika kita ingin mengunggah foto di media sosial, lalu follower mengomentari berbagai foto tersebut. Yang lebih mengerikan jika salah satu follower kita merupakan kerabat dekat yang suka stalking keseharian melalui akun media sosial.
Ketika komentar ditulis dimana berisi kritikan, sementara kita tidak siap untuk menerima kritikan tersebut dan bersikap FOPO, yang ada justru kita akan selalu posting sesuai tuntutan orang lain.