Mohon tunggu...
Maria Citinjaks
Maria Citinjaks Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Citizen Journalist | An Aviation Enthusiastic | Interest #Travel #Fotografi |Maksa orang keliling dunia | P:7642DF93 | www.ceritatravel.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Joko Widodo : "Objek Hinaan Paling Enteng di Muka Bumi"

21 April 2014   02:21 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:25 29159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13979961841628763823

[caption id="attachment_332518" align="aligncenter" width="530" caption="Gubernur DKI Joko Widodo (Pic: metro.news.viva.co.id) "][/caption]

Gubernur terdahulu kau cari kabarnya, kau tanya "dimanakah dia.?"

Sekarang Gubernur-mu di got, di gorong-gorong, di pembuangan sampah kotoranmu,  ke tempat yang dengan segera engkau menutup mulut  dan membuang ludah pun enggan, namun itu pun menjadi keirian bagimu.

Namun jika iri, mengapa kau tak ikut saja ke got?  paling tidak, datanglah untuk sekedar bertanya, bagaimanakah dia? sudah makankah dia? sehatkah dia? istirahatkah dia? walau menyakitkan mendengarnya kala itu cuma basa basi.

Dikala katanya kau berdoa buat bangsa, menangis agar Sang Pencipta melahirkan pemimpin yang berintegritas, sepintas kau begitu tampak suci ditambah air mata mengalir dengan wajah menengadah ke atas.

Ketika dunia menimbang, mempercakapkan,  lalu memutuskannya masuk dalam jajaran sosok pemimpin yang pantas ditiru dan menginspirasi dunia, entah apa yang terjadi denganmu lagi, telingamu begitu panas, ego-mu gelisah, mukamu bagai bara.

Hahahah... padahal seharusnya kau  tak perlu khawatir, kenyataannya kau dan aku lah yang tau... karena sesungguhya disini dia bagai dijadikan budak.

Tak mudah tersulut, memilih diam, muka tak semarak, tidak tampan, tidak gagah, tak suka membalas dan teramat sering dia  berkata " sudahlah nak, biarkan saja mereka, aku gak apa..." sungguh !  kau jadikan dia objek hinaan paling enteng di muka bumi!

Dihina, lalu kau ludahi dengan kata-katamu, Ia masih saja tetap diam  dengan tangan dan  kaki berlumpur di tengah hujan lebat  yang membanting tubuh  kerempeng-nya  sembari membersihkan kotoran sampahmu.

Tragis! Tak dianggap bagai Habibie, dibuang bagai Sri Mulyani, Sekarang kau sudah menjadi sang ahli,  sudah terlatih dan semakin  mahir,  menginjak-nginjak Gubernurmu sendiri,  yang tak peduli jikalau ia  harus sendiri bersamamu membangun negeri.

Bangsa yang mengasihimu tak habis pikir menangis melihat tingkahmu, bangsa yang membencimu  tertawa dari dekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun