[caption id="attachment_400525" align="aligncenter" width="288" caption="Seseorang berusaha membujuk wanita agar tidak melompat dari atap gedung"]
[/caption]
Cukup kaget melihat video usaha bunuh diri dari seorang perempuan di daerah sekitar pukul 3 sore ini di daerah ruko dan perkantoran Sentra Latumenten.
Bolak-balik otak muter untuk menuliskannya apa enggak.  Sampai akhirnya aku sendiri  harus merendahkan hati mengidentifikasi dulu motivasiku menuliskannya.
Ketika aku mengetahui foto ini mulai di share di beberapa path, aku akhirnya memilih menuliskannya di kompasiana dengan kata-kata dari pada sekedar share photo yang motivasinya tanpa sengaja hanya memberikan informasi yang mengagetkan tanpa rasa simpatik sedikitpun.
Sempat juga bertanya kepada Admin Kompasiana pendapatnya bagaimana, berhubung saya cuma penulis warga yang hati nuraninya masih memagari. Admin memberi saran "Foto yang tampak wajah tidak perlu ditampilkan yah atau di blur saja."
[caption id="attachment_400529" align="aligncenter" width="270" caption="Wanita itu tidak mau dibujuk dan tetap ingin bunuh diri"]
Photo ini diambil oleh seorang teman  B. Christy yang melihat langsung dari gedung kantornya di Sentra Latumenten. Seorang wanita menaiki genteng sebuah gedung lantai 6 sekitar jam 3 sore bermaksud untuk bunuh diri. Saat itu orang-orang berusaha untuk mengumpulkan bahan-bahan yang empuk , juga kain, plastik, dan lain-lain untuk berjaga-jaga berusaha menyelamatkan wanita ini agar tidak langsung jatuh ke lantai jika ternyata ia benar akan melompat.
[caption id="attachment_400527" align="aligncenter" width="270" caption="Masyarakat Berusaha Mengumpulkan Bahan-bahan agar wanita tersebut tidak jatuh langsung lantai"]
Masih sempat ada orang yang membujuknya agar mengurungkan niatnya, tapi wanita itu bersikeras hingga harus melompat. Beruntung dia masih hidup ketika melompat dari Gedung tersebut walau dalam keadaan pingsan. Sempat beredar informasi bahwa ia ingin mengakhiri hidupnya dalam kondisi sudah hamil 3 bulan.
[caption id="attachment_400532" align="aligncenter" width="288" caption="Melompat dari Atap Gedung Berlantai 6"]
Tapi apapun berita yang beredar, atau hal apapun yang membuat wanita ini berpikir untuk mengakhiri hidupnya, cobalah keluarga berbesar hati untuk mendengarkan dia dan merangkul dia.
Jika siapapun baik teman ataupun sebuah keadaan yang membuat dia harus mengakhiri hidupnya, cobalah untuk berbicara tanpa mengaintimidasi dia.
Pelajaran buat kita semua bahwa seberat apapun masalah kita, sebesar apapun masalah kita, Tuhan itu jauh lebih besar dan lebih berkuasa untuk atasi setiap persoalan kita. Sebesar apapaun kesalahan dan masa lalu kita, Tuhan cuma  fokus masa depan kita dan harusnya kita menyadari masa lalu ada bukan untuk masa depan.
Kita juga mengoreksi diri kita, Jangan pernah menyerah untuk bangkit, jangan  memilih mengurung diri dan menyendiri dan menanggung beban sendiri, jangan gengsi untuk mau menceritakan beban berat kita kepada orang yang kita percaya. Mungkin mereka gak bisa membantu, tetapi beban kita bisa berkurang ketika kita tidak menyimpannya sendiri.
Ya, mungkin kesalahan besar-lah yang sudah kita lakukan, namun siapa sih manusia yang tak berdosa? Kita cukup mengaku semua dosa kita berdua dihadapanNya dan membaharui mindset atau pola pikir kita setiap hari, bahwa kita layak menjadi yang terbaik.
So pasti Tuhan  mengampuni. Sekali atau seribu kali kita meminta ampun kepada Tuhan, Tuhan cuma butuh 1 kali untuk mengampuni, karena memang itulah karakter Nya sejatiNya. Persoalannya, Pikiran jahat, iblis yang suka mengingat-ingatkan kita akan kesalahan kita dan membuat kita semakin negative akan hidup dan diri kita sendiri. Pilihan ada di tangan. But believe me, there is  always hope to your future.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H