Mohon tunggu...
Maria Rizkia Maslim
Maria Rizkia Maslim Mohon Tunggu... profesional -

Menulis adalah kenikmatan..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sesosok Pria Bunga Matahari (2)

26 November 2012   12:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:39 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kini sudah memasuki bulan November, bulan yang cukup berat bagi mahasiswa semester akhir karena banyak faktor. Mulai dari skripsi yang mandek, nanti kerja dimana, sampai masalah percintaan. Ya, masalah percintaan yang membuat seluruh jiwa raga jadi gila dibuatnya.

"Jadi lu mau nyebar kuesioner penelitian kemana, Ton?"

"Belum tau, lu ada kenalan ga? harus KAP big 4 nih. Lu kan anak organisasi banyak kenalan."

"Oke, gw bantu hubungin ke temen-temen deh"

Yap, aku rela membantu Anthony untuk skripsinya, entahlah kembali karena balas budi atau karena perasaan yang membawa aku kesana. Aku mulai mempersiapkan segalanya, termasuk ritual mempercantik diri.

"SIAP MASKERAN..." ~ SEND di account twitterku.

Sudah diduga, banyak yang kepo dan  langsung bertanya. Aku mempersiapkan diri karena besok hari besar bagiku, aku akan pergi bersama si mantan rambut payung itu. Hmm.. Lebay kah?

Aku berpikir sejenak sambil menunggu waktu masker selesai, Apakah kamu tau Bunga Sion? Aku tak mengetahuinya sampai Anthony berkata Ia menyukai bunga itu, artinya selalu mengingat kamu. Dia juga pernah bercerita dia ingin menikah di Bali tepatnya di pinggir pantai. Adakah pria seromantis dia?

Suara handponeku berdering kencang, cukup meretakan maskeranku dibagian hidung.

"Oke, besok lu mau kemana sih Mar? Sumpah ini bukan lu banget pake maskeran. Biasa juga cuma celana jeans."  Teriak Listi, sahabatku diseberang sana.

"Yoai, kenapa? kan harus tampil cantik."

"Tapi lu harus jadi diri lu sendiri, udah deh jangan ngarep lebih nanti jatohnya sakit!"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun