MEMORI YANG AMARTA
Hai kenalin namaku Nana, usiaku baru saja menginjak umur 15 tahun, saat ini, aku sedang duduk dibangku kelas 10 di sebuah SMA yang cukup terkenal di Yogyakarta. Dimasa ini aku harus berpisah dengan orang tuaku, Bisa dibilang aku merantau di kota orang, ya meskipun setiap minggu aku pulang. Namun itu semua kujalani dengan suka cita demi menempuh perjalanan pendidikan untuk mengejar dan menggapai cita-cita yang kuimpikan. Awalnya aku disini ikut program asrama namun ternyata diasrama tidak seindah yang ku bayangkan, karena asrama terdapat anak-anak dari berbagai provinsi Sabang sampai Merauke. Ternyata sangat susah bergaul dengan mereka, hingga akhirnya aku memutuskan untuk keluar dan pindah ke kost yang hanya berada di belakang sekolahku. Meskipun aku hidup sendiri tapi aku bersyukur karena masih ada teman yang mau berteman denganku secara baik dan teman yang selalu bersama dalam suka dan duka. Tidak hanya dalam sekolah saja namun diluar sekolah aku masih saja bertemu dengan orang baik.Â
Tidak hanya beradaptasi dengan lingkungan baru saja, di sekolah aku harus beradaptasi juga dengan kurikulum yang baru yaitu kurikulum merdeka. Saat ini kami merupakan generasi pertama yang menggunakan kurikulum merdeka dimana kita harus mampu mempelajari semua mata pelajaran didalam fase E. bisa dibilang kalo angkatan kita itu bahan percobaan. Dimana kita harus memulai fase pembelajaran yang berbeda dengan angkatan yang lain. Kata kakak kelas sih angkatan kita paling enak karena menggunakan kurikulum merdeka yang waktu pelajaran kita lebih sedikit dan banyak waktu luang yang bisa digunakan untuk bersantai atau bisa dibilang jamkos. Tapi siapa sangka ternyata kami tidak seperti yang mereka katakan nyata kami malah dituntut untuk menjadi pribadi yang kreatif dan mampu bernalar secara kritis dan juga kami banyak mengeluarkan uang untuk salah satu kegiatan yang masuk dalam bagian tersebut.
Nah, kegiatan yang sangat menguras uang kami itu adalah P5 yang termasuk bagian dalam kurikulum merdeka ini. Dalam kurikulum merdeka ini kami boleh memilih dan bebas meraih nilai dalam akademik namun hal yang menjadi kewajiban adalah projek p5 ini.
Dalam semester ganjil ini kami telah menyelesaikan dua projek p5 diantaranya yang pertama berteman kan kewirausaha yang telah disukseskan pada bulan oktober tahun lalu, kemudian yang kedua ini adalah yang menurut kami paling banyak rintangan dan tantangan karena dalam projek tersebut harus kita harus membuat sebuah penampilan.
Suatu hari, kami seluruh siswa kelas 10 dipanggil untuk menuju ke pendopo guna membahas projek selanjutnya. Kami diminta untuk mengamati dan mendengarkan apa yang dipresentasikan oleh bapak ibu guru. Guru mempresentasikan bahwa projek ini diambil guna untuk memeriahkan puncak lustrum yang ketujuh dan akan diadakan pada bulan Januari dengan penampilan dari Sabang sampai Merauke.Â
Jujur saja dalam hatiku muncul kata kata yang membuatku ragu "kok aku curiga yang dengan projek ini, kaya e bakal bikin kita pusing nih."Â
Tapi benar saja setelah guru melakukan presentasi kemudian guru melakukan spin untuk mengundi apa yang akan ditampilkan setiap kelas.Â
Dan ternyata kelasku mendapatkan pulau Kalimantan. Nah itu yang membuat kami pusing karena dikelas kami yang dari Kalimantan yang terdapat tiga orang saja.Â
Lalu kami dipersilahkan untuk kembali ke kelas dan berdiskusi apa yang akan kita tampilkan dan siapa yang menjadi panitia.
Saat kami melalui penentuan akhirnya kami menemukan apa yang cocok dengan kelas kami yaitu menampilkan drama yang disaat itu belum tau judul cerita legenda apa yang akan diambil.