KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI_NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN
Maria Sri Dian Pratama, S.Pd.
CGP A11
Kabupaten Sikka
Dalam pembelajaran modul 3.1 Pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin, saya mendapatkan pemahaman melalui belajar mandiri dan diskusi kelompok. Belajar mandiri saya awali dengan mempelajari bahan pembelajaran yang disediakan pada LMS, selanjutnya mulai dari diri dan eksplorasi konsep. Pada eksplorasi konsep saya mempelajari materi, menganalisa beberapa studi kasus, menonton video dan mengerjakan tes singkat untuk memperkuat pemahaman pada sub modul 3.1. Â Tahapan ini diperkuat dengan diskusi kelompok pada ruang kolaborasi. Pada ruang kolaborasi saya dan rekan CGP dalam satu kelompok menganalisa sebuah kasus yang kami alami sendiri dengan menggunakan 9 langkah pengambilan keputusan.Â
Pada tagihan demonstrasi kontekstual kami diminta mewawancara 2-3 kepala sekolah mengenai pengalaman mereka dalam Pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Wawancara ini saya lakukan dengan Ibu Kepala SMPN 46 Nangahale dan Bapak Kepala SMK Talibura. Dalam wawancara tersebut saya kagum dengan pengalaman dan juga cara beliau berdua menyelesaikan kasus-kasus yang pernah mereka alami. Pengalaman tersebut menjadi pembelajaran yang sangat berarti buat saya.
Saat mulai mempelajari modul ini saya cukup ragu dengan diri saya sendiri, karena menurut saya pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan merupakan salah satu materi yang cukup berat untuk dipelajari dan dipraktikan. Rasa percaya diri mulai tumbuh ketika memasuki ruang kolaborasi, karena pada sesi tersebut selain mendapatkan penguatan, kami juga diberikan kesempatan untuk melatih dan mempraktikan pengetahuan pengambilan keputusan dengan menganalisa kasus nyata yang ada di sekitar kami.
Selama proses belajar saya merasa sudah menunjukkan kemajuan dalam hal percaya diri dalam menganalisa kasus yang ada. Meskipun secara teori sesekali saya masih harus melihat kembali penjelasan rinci tentang 9 langkah pengambilan keputusan. Mempelajari modul 3.1 memberikan saya kesempatan untuk belajar melihat suatu kasus dari berbagai sisi dan mengesampingkan asumsi
Pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan tentu saja menjadi yang memampukan guru untuk menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Saat guru mampu melaksanakan praktik pengambilan keputusan berbasis nilai kebajikan dengan baik maka sudah pasti guru dapat melihat suatu kasus dari berbagai sisi. Guru juga mampu menganalisa dampak jika kasus tersebut ditanggapi dengan cara yang kurang. Berdasarkan wawancara terhadap 2 Kepala Sekolah, aya juga menemukan makna penting dalam pengambilan keputusan yaitu kemanusiaan dan berpihak pada murid. Guru tidak menghakimi dengan asumsi, tetapi menuntun siswa menemukan solusi dari permasalahannya.
Pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan juga hendaknya dapat dikuatkan dengan kemampuan teknik coaching yang baik, sehingga selama proses menggali informasi, pihak yang terlibat merasa rileks dan tidak terintimidasi. Hal tersebut juga akan menguatkan nilai dan peran guru penggerak dalam komunitas. Pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan juga dapat menjadi jalan untuk menguatkan peran guru penggerak yaitu Menjadi Pemimpin Pembelajaran, Menggerakkan Komunitas Praktisi, Menjadi Coach bagi Guru Lain, Menjalin Kolaborasi Antar Guru dan Mewujudkan Kepemimpinan Murid.