"Fitting bajunya jam 4 sore, Dannyl. Aku berharap kamu tepat waktu kali ini!" pesan Viona.
       Nafasnya memburu setelah berlari cukup jauh untuk sampai. Bakalan perang terjadi jika telat sedetik saja hari ini. Dannyl tak mau masalah sepele merusak kebahagiaan yang terukir selama ini. Ia teramat takut kehilangan cinta sejati. Ia sempat mengumpat, motor bututnya tiba-tiba macet . Sial! Dannyl terpaksa berlari agar tiba tepat waktu.
 Ia sejenak mengambil nafas pelan. Ditegukkannya sebotol air mineral, lalu membuka ponselnya untuk melihat jam.
      "Gawat!" gumamnya ketika jam di ponsel tertulis 15. 50.
      Ia terus berlari menahan lelahnya. Masih satu kilometer lebih jarak yang harus ditempuh. Dari jarak 20 meter ia mendapati salon tempat pertemuan dengan Viona. Ia menarik nafas lega. Ponselnya berdering.
      "30 menit lagi aku sampai," pesan Viona.
      Dannyl mengusap peluhnya. Ia menahan kesal
      "Dasar betina!" umpatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H