Mohon tunggu...
M. Hamse
M. Hamse Mohon Tunggu... Guru - Hobi Menulis

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Fiksi Mini: Aku Hamil

2 April 2024   16:37 Diperbarui: 2 April 2024   16:42 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Aku hamil," katanya tiba-tiba.
    "Ya, tidak apa-apa," jawabku santai sambil mengotak-atik ponselku.
     "Kok responya begitu?"
      "Terus?"
      Ia memelototiku. Baru pertama kali aku melihatnya segarang ini.
      "Kenapa sih?" tanyaku.
      "Aku hamil," katanya lagi.
      "O, ya? Sudah berapa bulan?" responku.
       Ia menatapku tajam. Tak berkedip. Aku makin takut. Seolah ia bukan Diana yang kukenal.
       "Aku hamil," katanya lagi.
       "Aku dengar dari tadi, Diana, terus aku harus ngapain?" aku makin gemes ingin meremasnya seperti adonan.
      "Baguslah kamu dengar," jawabnya pendek.
       Aku makin bingung dibuatnya. Lagi-lagi ia menatapku tajam. Sesekali ia mengibas asap rokok yang mengepul.
       "Siapa ayahnya?" tanyaku.
       "Mana kutahu," jawabnya.
       "Kok gitu jawabnya?" aku makin bingung.
       "Terus?"
       "Ya, kan pacarmu dua?"
       "Kamu pikir aku rendahan?" suaranya meninggi.
       "Ya, tidak sih, aku kan bingung," jawabku.
        "Aku yang hamil kok kamu yang bingung?"
         Aku tak lagi menyahut. Pikiranku kalut dibuatnya. Aku masih santai dengan kopi dan rokokku. Siapa yang hamilin dia, aku ogah mengurusnya. Toh, aku cuma sahabatnya.
        "Aku hamil," katanya lagi.
        "Aku tidak budeg, Diana. Dari tadi aku sudah dengar," jawabku kesal.
         Ia menatapku lagi. Kali ini wajahnya loyo. Aku mulai panik. Diana mungkin menghadapi masalah karena kehamilannya. Aku merogoh saku, mengambil beberapa lembar uang, barangkali bisa dipakai untuk cek ke dokter.
       "Nih," kataku sambil menyodorkan dua lembar seratusan.
        "Aku punya uang," jawabnya.
        "Terus aku harus ngapain, Diana?" aku makin kesal.
        "Aku hamil, tolol. Matikan rokokmu itu! Tidak kasihan apa dengan bayiku?" teriaknya.
        "Bilang dong dari tadi," jawabku.
        "Dasar tidak peka," katanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun