Danau yang bening, sebening wajahnya yang kini pergi entah ke mana. Aku tersenyum mengenangnya, lalu terisak bila mengingatnya! Aku sengaja datang ke sini untuk menenangkan diri. Malah yang terjadi, ingatan masa lalu kembali. Ingatan-ingatan itu, segenap kenangan dulu seolah melilit tubuhku. Aku terperangkap hingga tak bisa meloloskan diri. Aku terhenti di kisah yang mengiris hatiku. Aku gagal move on!
   "Nak, pulanglah! Kisah kelammu tidak harus membuatmu begini," pesan ibuku.
   Dering ponselku sangat mengganggu. Aku ingin tenang. Aku ingin damai. Aku ingin pergi!
   "Bur," suara ponsel kubuang ke danau.
   Aku kembali menangis. Aku berteriak sekuat tenaga. Aku mau melepaskan kepenatan. Dan,"Burrrr!" Aku terpeleset dan jatuh. Aku gelagapan. Aku tak bisa berenang. Tentu aku tak ingin berusaha untuk naik ke permukaan. Aku mau pergi!
   Sayup-sayup dalam pandangan yang mengabur, aku tak tahu siapa laki-laki itu. Sementara laki-laki itu terus menekan perutku.
   "Arkh," suaraku parau.
   "Tidak apa-apa?" tanya laki-laki itu.
    Aku terdiam.
    "Harusnya aku tak ditolong," kataku.
    Lelaki itu diam dan menatapku. Ia berlalu dan pergi. Sementara aku masih sibuk menata hati: pergi atau kembali ke rumah!