Mohon tunggu...
M. Hamse
M. Hamse Mohon Tunggu... Guru - Hobi Menulis

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Fiksi Mini: Tahu dan Tempe: Drama Meja Makan

4 November 2023   07:22 Diperbarui: 4 November 2023   07:27 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Ayah nampak pucat. Sudah pukul 15.00 ia baru tiba di rumah. Biasanya, pukul 13.00 sudah sampai. Aku diam memperhatikannya yang hendak mencedok nasi. Aku mengurungkan niat cedok duluan, aku hormati ayah, itu sebabnya.
     "Ayo, makan!" ajak ayah.
     Aku mengangguk.
      Ayah mengambil beberapa potong tempe, beberapa tahu yang sudah dicampur tomat, tak lupa sedikit sambal.
     "Sepertinya enak," kata ayah.
     Ayah mulai memakan, aku masih mengurungkan niat. Ayah berhenti mengunyah,"Kok tidak makan?" tanya ayah. Ia memelototiku. Aku tahu, itu kode keras. Aku bergegas mencedok nasi, mengurungkan niat mengambil tempe dan tahu.
    "Lauknya?"
     Aku bergeming.
     "Tahunya enak, tempe juga," kata ayah mengernyitkan dahi.
      Aku tersenyum. Aku tahu apa yang kulakukan. Aku mengambil sepotong tahu dan tempe. Aku pun mengernyit. Ayah terbahak. Aku ikut terbahak. Ibu muncul dan memandang kami berdua. Suasana menjadi hening. Ibu mengambil piring tempe dan tahu.
    "Prak," suara piring dibanting.
     Suasana mencekam. Ayah terdiam. Aku pun diam.
     "Tahu dan tempenya enak kok, Bu," kata ayah.
      Emosi ibu memuncak. Ayah terdiam, melanjutkan makan, menahan asin.

3 Nov 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun