M. Hamse
"Apakah kalian pernah kehilangan? " Entahlah, jawaban ada pada kalian. Mungkin ada yang tidak sepakat, kalau aku bilang, kehilangan itu sangat menyakitkan.
"Aku sangat kehilangan, " gumamku lirih, sembari menahan sakit hatiku.
Takdir memang menyusahkan. Apalagi kalu tidak sesuai ekspektasi. Bayangkan, baru saja kudapatkan, sudah hilang begitu saja.
Aku mulai merefleksi diri. Merenungkan letak kesalahanku. Tapi, tidak ada kesalahan yang kulakukan. Tentu ini sangat mengesalkan. Aku menggerutu. Memaki diriku yang selalu menghadapi jalan berliku.
"Fan, tidak semua sesuai inginmu. Terkadang kau jumpai kerikil dalam hidupmu. Tentu kau harus lalui. Tidak perlu kau bersedih," kata Dudu, temanku.
Aku sangat ingin meninju, Didu. Bagaimana mungkin ia bilang begitu saat aku nyilu. Masa aku tidak bersedih saat kehilangan? Ah, aku urungkan niatku.
Maafkan aku, Fan. Maaf, aku cuma mau bilang: jangan terlarut dalam sedihmu.
Pesan itu, bikin aku tambah marah. Dina tidak pahami perasaanku yang berantakan. Ini semua gara-garanya waktu itu. Gara-gara ia memintaku berkencan di taman kota, sementara aku maunya di warung saja. Akibatnya motorku dimaling di sana. Aku mati saja, sebab ayah membunuhku jika mengetahuinya.
14 Maret 2023
Â
   Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H