Mohon tunggu...
M. Hamse
M. Hamse Mohon Tunggu... Guru - Hobi Menulis

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Fiksi Mini: Merubah Sepi

10 Maret 2023   17:48 Diperbarui: 10 Maret 2023   17:54 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Merubah Sepi

     Sekian tahun menjomblo, setelah ditinggal nikah gebetannya, ia kerap sendiri. Kesendiriannya itu tentu sangat menyiksa batin. Ada kesepian yang harusnya terisi.
   "Ray," kenalnya suatu hari dengan gadis.
    "Rianti."
    Seperti kebanyakan lelaki, ada ketidakpercayaan diri setelah sepi ditinggal dari kisah sebelumnya. Begitu juga Ray.  Ia seolah menolak percaya kepada perempuan dengan iming-iming cintanya.
     "Cantik kan?" tanya Didi, temannya.
  Ia hanya mengangguk. Tidak semangat.
     "Terus?" desak Didi.
     "Ya, cantik," katanya.
     "Masih terikat dengan Lusi? Em, aku tahu," kata Didi.
     Ray terdiam. Lusi menghancurkan cintanya. Seolah dunia menghilang semenjak ditinggal.
     "Bagaimana pun, cara terbaik melupakan masa lalu adalah dengan menjalin hubungan baru," kata Didi.
     Ray kembali terdiam. Kali ini ia terinspirasi kalimat itu. Ia tersenyum.
    "Kamu benar, Di," katanya.
    "Rianti?" kata Didi.
   Ray bersemangat. Tidak salah juga kalau mencoba membuka hati. Rianti gadis manis anak Pak Rendi, yang ia kenal dari sahabatnya, Didi.
    Teleponnya berdering. Rianti menghubungi minta ketemuan. Ia bersemangat, sampai-sampai Didi ditinggal sendiri begitu saja.
    "Ray, kok aku ditinggal?"
    "Rianti, Di, minta ditemui," katanya sibuk mengurus motor bututnya.
    Ia sibuk menyalakan motornya, tak kuat lagi terikat masa lalu yang sunyi. Provokasi sahabatnya benar-benar membuatnya semangat berjumpa Rianti. Bagaimana pun, Rianti sangat berarti. Tidak ada cara lain, selain menemui.
   Ia masih sibuk mengurus motornya yang tiba-tiba saja mati. Suara lembut itu membuatnya berhenti.
    "Ray," panggilnya.
   Ray tersenyum. Siapa sangka, Rianti di sini. Datang dengan mobil pribadi.
    "Mbak, mana Ayahnya?" kata seorang perempuan paruh baya, pembantu Rianti.
Sejenak Ray berpikir. Ada yang salah dengan Rianti. Ia datang dengan bayi.
    "Mas Didi, kamu di mana?" tanya Rianti lewat teleponnya.
   Ray mematung. Ia salah menilai Didi.
 

Labuan Bajo, 10 Maret 2022
Hotel CF Komodo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun