Hallo film lover, kali ini aku mau review film pendek Filosofi Kopi The Goodwill. Film yang tayang di youtube berdurasi hanya 11 menit ini, menceritakan tentang perjalanan pencarian kopi terenak di Indonesia oleh pemuda penikmat kopi, yang diperankan oleh aktor Ben dan Jody sebagai peran utama.
Di perjalanan, Ben dan Jody singgah di kedai milik temannya bernama Dira, di kedai itu Ben dan Jody merasakan kopi yang sangat nikmat yaitu kopi Posong asal Temanggung, Jawa Tengah, mereka sangat terpesona dengan cita rasa kopi jenis itu. Ben pun bertanya tentang asal-usul kopi tersebut. Namun , Dira tidak memberi tau, malahan ia mengalihkan perhatian keduanya dengan memuji baristanya. Akan tetapi, Ben dan Jody bersikeras tetap ingin mengetahui asal-usul kopi itu, dan akhirnya Dira memberitahu  Ben dan Jody bahwa biji kopi itu milik petani bernama pak Budi, Dira memberikan alamat pemilik kopi itu dengan tidak sepenuh hati.
Ben dan Jody mencari-cari alamat yang di berikan Dira, mereka berkeliling di daerah Posong hingga empat jam lamanya, namun petani kopi tidak mereka temukan. Alamat yang diberikan Dira malah membuat mereka  tidak tahu arah di Posong.
Akhirnya mereka memutuskan mencari sendiri petani kopi tersebut, setelah beberapa kali mengunjungi tempat kopi dan bertanya pada masyarakat akhirnya mereka berhasil menemukan pak budi petani kopi. Lalu mereka mengelilingi kebun kopi cita rasa spesial itu dengan pak Budi sambil bercerita. Ben dan Jody memberitahu bahwa mereka sampai ke tempat ini karena mereka mencari biji kopi dengan cita rasa nikmat milik pak Budi.
Perbincangan ketiganya terhenti Ketika pak Budi menjawab pertanyaan Jody tentang harga kkopi yang di jual ke Dira sebesar Rp15.000 per kilo gram. Harga itu sangat jauh dari harga pasar bahkan saat mereka membeli kopi Posong deNgan harga normal pasar, pak Budi sabgat senang dan berterimakasih kepada Ben dan Jody, keduanya memikirkan bagimana Dira tega membeli kopi dari pak Budi dengan harga di bawah pasaran di sepanjang perjalanan.
Kemudian Ben dan Jody Kembali ke rumah pak Budi dengan mesin pengering kopi, melalui proses pengolahan kopi dengan mesin yang diberikan Ben dan Jody harga kopi Posong meningkat, Dira datang ke rumah pak Budi karena pak Budi enggan menjual biji kopi segar ke kedai Dira dengan harga murah lagi. Ben dan Jody telah mengajarkan pada pak Budi cara mengolah kopi sekaligus memasarkannya dengan harga sesuai pasar. Ben dan Jody juga membantu memasarkan biji kopi pak Budi dikalangan pengusaha kedai kopi, pak Budi pun mendapatkan pujian dari pengusaha keda kopi. Akhirnya Ben dan Jody membawa perubahan bagi kehidupan pak Budi si petani kopi,
Nah film lover, poin penting yang ingin penulis bahas dalam review film ini adalah makna yang tersirat di dalam film ini, ada beberapa pesan penting yang ingin di sampaikan dlaam film ini, diantaranya nilai ideologi kapitalisme yang ada dalam kehidupan sosial. Dalam usaha industry kopi terdapat ideologi kapitalisme yaitu pemahaman tentang bagaimana Ben menginginkan perluasan jaringan kepemilikan kopi di Indonesia.Â
dalam film Filosofi Kopi The Goodwill, hubungan kedekatan Ben dan Jodi di mana mereka selalu Bersama baik dalam keadaan susah maupun senang ini menggambarkan hubungan persahasabatan yang sangat erat, selain itu persahabatan yang saling menolong,
keinginan Ben yang menginginkan menginginkan perluasan jaringan kepemilikan kopi di Indonesia, sedangkan temannya Jody menginginkan untuk membesarkan bisnisnya agar dapat memberikan keuntungan dalam hal keunanan. Sedangkan Dira mendapatkan keuntungan dan pengendalian harga pasar yang membuatnya menjadi kaum kapitalis. dalam film ini menggambarkan bagaimana kaum kapitalis bersaing untuk menduduki posisi teratas dalam sistem kapitalise.
Sedangkan posisi pak budi dalam film mpendek ini adalah sebagai produsen yang menggantungkan diri kepada kaum kapitalis di karena kan usahaa yang ia jalankan itu tidak mendapatkan kemajuan selama berbisni. Kedatangan dira di awal menjadi pembeli kopi pak budi memberikan kecerahan , namun ben dan jody memeberikan warna baru terhadap bisnis nya . penggambaran dalam film ini memperlihatkan bahwasanya kaum kapitalis mengendalikan produsen .
Film ini juga menggambarkan bagaimana kondisi Indonesia dimana ideologi kapitalisme meguasai industry, bagi pemilik modal atau perusahaan dengan mudah dapat menentukan harga pasar dan menguasai para petani.