Mohon tunggu...
Mariana Ulfah
Mariana Ulfah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Bergerak maju menuju perubahan yang positif

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

2.3.a.8. Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik

5 Oktober 2022   20:58 Diperbarui: 5 Oktober 2022   21:25 13907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

          Pendidikan merupakan usaha secara sadar dan terencana dalam mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, berketuhanan dan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan juga lingkungan masyarakat. Dengan demikian, semua upaya yang dilakukan dalam konteks pendidikan bukan hanya harus direncanakan dengan cermat, tetapi juga harus ditujukan untuk pengembangan potensi peserta didik.

          Berusaha agar seluruh  kriteria yang telah dideskripsikan dalam standar kompetensi kelulusan dapat dicapai oleh semua peserta didik. Sebagai seorang pendidik harus dapat menyediakan pengalaman belajar yang memastikan bahwa semua peserta didik dengan segala keragamannya dapat dipenuhi kebutuhannya, sehingga mereka dapat menunjukkan kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan setelah menyelesaikan jenjang pendidikannya. Sebagai konsekuensi logis dari keberagaman kebutuhan belajar peserta didik yang berbeda, maka pendidik harus mempertimbangkan bagaimana proses pembelajaran harus hati-hati didesain agar dapat berhasil untuk semua peserta didik.

          Standar proses telah secara jelas mendeskripsikan kriteria pelaksanaan pembelajaran yang harus dipertimbangkan oleh pendidik dan sekolah beserta prinsip-prinsipnya. Semua praktik pembelajaran tersebut harus merupakan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik, yaitu pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan belajar peserta didik yang beragam, pembelajaran yang memperhatikan kebutuhan sosial dan emosional peserta didik serta pembelajaran yang dapat membangun komunikasi yang empatik dan memberdayakan peserta didik dalam mencari solusi dalam memecahkan masalah yang dihadapinya dengan berdasarkan prinsip coaching.

          Pembelajaran Berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang berfokus pada kebutuhan peserta didik dan sejalan dengan prinsip pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik. Dengan memperhatikan konten, proses, produk, pendidik dapat menyesuaikan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses pembelajaran agar dapat ke semua tahapan proses tersebut, sehingga dapat memenuhi kebutuhan belajar murid-murid dan membantu kesuksesan belajar mereka. Selain itu, proses pembelajaran berdiferensiasi juga mensyaratkan adanya praktik-praktik penilaian yang baik.

          Selain mendesain pengalaman belajar dan lingkungan belajar yang dapat merespon kebutuhan belajar murid agar murid dapat mencapai tujuan pembelajaran melalui pembelajaran berdiferensiasi. Sebagai pendidik tentu harus berupaya menciptakan pengalaman dan lingkungan belajar yang memperhatikan kebutuhan sosial dan emosional peserta didik.

          Pembelajaran sosial dan emosional (PSE) ini semakin mendesak untuk kita terapkan dan praktikkan karena pentingnya perkembangan murid secara holistik, bukan hanya intelektual tetapi juga fisik, emosional, sosial, dan karakter. Sebagai pendidik yang mendampingi peserta didik di sekolah sepanjang hari, maka sudah sepatutnya pendidik memikirkan bagaimana menuntun peserta didik untuk mencapai kodratnya, bagaimana membimbing peserta didik agar dapat mengeksplorasi dan mengaktualisasikan seluruh potensi dalam dirinya dengan setinggi-tingginya, baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat, sehingga dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaannya. Di sinilah letak urgensi PSE untuk mendorong tumbuh kembang peserta didik secara holistik.

         Pembelajaran sosial dan emosional merupakan pembelajaran yang mampu menciptakan pengalaman belajar bagi murid untuk menumbuhkan dan melatih lima kompetensi sosial dan emosional (KSE), yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

          Sebagai seorang pendidik tentu harus mampu membawa komunikasi yang empati dan memberdayakan diri sebagai pemimpin pembelajaran dalam membuat perubahan strategi yang mampu menggerakkan komunitas sekolah pada ekosistem belajar. perubahan strategi yang sejalan dengan semangat merdeka belajar untuk meningkatkan kualitas kurikulum yang bermakna dan kualitas sumberdaya pendidik dan tenaga kependidikan dalam mewujudkan pendidikan yang berpihak pada murid di sekolah.

          Seorang pendidik harus memahami konsep yang sejalan dengan pemikiran filosofis pendidikan Ki hajar Dewantara dan perkembangan pendidikan abad ke 21. Pendidik harus menguatkan paradigma berpikir among, prinsip coaching, kompetensi inti coating, alur percakapan TIRTA dan supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching. Dengan mempelajari dan mempraktikkan beberapa latihan percakapan berbasis coaching baik terhadap murid maupun rekan sejawat dapat menguatkan perjalanan pembelajaran pendidik menjadi seorang pemimpin pembelajaran. 

          Selama menjadi pendidik tentu dalam proses pembelajaran pernah diobservasi atau disupervisi oleh kepala sekolah. Supervisi akademik ini dilakukan untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik sebagaimana tertuang dalam standar proses pada standar nasional pendidikan.  Supervisi akademik yang dijalankan semestinya harus benar-benar berfokus pada proses pembelajaran. Selain, itu, supervisi akademik juga bertujuan untuk pengembangan kompetensi diri seorang pendidik di sekolah. 

          Rangkaian supervisi akademik ini digunakan kepala sekolah untuk mendorong ruang perbaikan dan pengembangan diri pendidik. Pemimpin sekolah dapat mendorong warga sekolahnya untuk selalu mengembangkan kompetensi diri dan senantiasa memiliki growth mindset, serta keberpihakkan pada murid adalah  pemimpin sekolah yang dapat mengidentifikasi kebutuhan pengembangan kompetensi diri dan orang lain dengan menggunakan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun