Pendidikan sebagai dasar atau pondasi bagi setiap orang dalam menjalankan kehidupannya. Pondasi yang kuat dan kokoh akan menjadi tumpuan bagi semua sendi kehidupan. Pendiikan memberi kemerdekaan atau kebebasan untuk membentuk kepribadian seseorang yang manusiawi, berguna dan berpengaruh di dalam masyarakat.
KI Hajar Dewantara, tokoh pelopor pendidikan mengedepankan pendidikan yang memerdekakan. Merdeka dalam mendapatkan apa yang menjadi haknya serta merdeka dalam mengekspresikan segala yang dimiliki yakni bakat dan minat. Hal ini ditunjang dengan peran guru dalam pembelajaran yakni menghamba pada anak yang mana berorientasi pada kebutuhan anak.
Menjalani peran guru sebagai pemimpin pembelajaran dan yang memberikan kemerdekaan bagi siswa, guru menjadikan pilar dasar Trilogi Ki Hajar Dewantara sebagai acuan yakni Ing ngarso sung tulada Ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Memerankan tokoh pemimpin berarti ada hal- hal yang dilakoni termasuk di dalamnya adalah mengambil keputusan.
Ing ngarso sung tulada; guru menjadi panutan atau teladan bagi siswa dan orang- orang di sekitarnya. Disini letak salah satu tugas pemimpin yakni menjadikan dirinya menjadi model, menjadi tiruan bagi orang yang dipimpinnya.Â
Guru memposisikan diri menjadi sosok yang dipercaya termasuk bagaimana guru mengambil keputusan dalam pembelajaran yang adil dan efektif serta berdampak pada kemerdekaan peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal inilah yang mampu mempengaruhi dan membentuk kepribadian peserta didik.
Ing Madya Mangun Karsa yang artinya ditengah membangun kemauan.
Relevansi peran guru sebagai pemimpin pembelajaran dengan tripologi kedua ini yakni pemimpin yang menggunakan kemampuan atau potensi dirinya untuk melihat hal positif dalam diri peserta didik sebagai aset untuk membangkitkan kemauan dan inisiatif.Â
Problema merosotnya nilai moral dan juga kemauan siswa untuk belajar di era pandemi covid ini membuat guru perlu memaksimalkan kemampuan dirinya sebagai pemimpin sekaligus pembuat keputusan dalam pembelajaran. Keputusan perlu dibuat untuk membangkitkan dan menggugah semangat para pencari ilmu.
Tut Wuri Handayani; memberi dorongan dan motivasi untuk maju. Banyak persoalan yang dihadapi namun keputusan sebagai pemimpin pembelajaran kembali diambil melewati pertimbangan paradigma dilema etika dan mengedepankan prinsip pengambilan keputusan. Dinamika yang dilewati harus mampu memberikan dukungan dan dorongan agar siswa dan orang disekitarnya menjadi manusia yang bermanfaat di masyarakat atau lingkungan sekitarnya.Â
Dalam melaksanakn tugas sebagai pemimpin pembelajaran, guru mampu mencerminkan nilai- nilai dan peran guru itu sendiri. Perwujudan merdeka belajar sangat berkaitan erat dengan pengambilan keputusan yang dilakuan oleh guru.
 Keterkaitannya adalah terletak pada bagaimana guru menentukan keputusan berangkat dari nilai diri seorang guru. Nilai mandiri yakni kemampuan mendorong dirinya sendiri untuk melakukan aksi dan mengambil tanggung jawab atas segala hal yang terjadi padanya.Â