ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan khususnya padapelajaran Bahasa Indonesia belum sesuai dengan yang diharapkan. Guru-guru di Sekolah Dasar belum memahami dengan benar, bagaimana pembelajaran Bahasa indodesi  dilakukan dalam suasana Kurang  menyenangkan sehingga membuat siswa bosan dan kurang tertarik.  Adapun tujuan perbaikan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat belajar masih rendah materi pelajaran  dan mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus tiga kali pertemuan dengan alur penyusunanya, ini pertemuan pertama, siklus I dansiklus II. Hasil penelitian disimpulkan bahwa pada pertemuan pertama, nilai rata-rata kelas mencapai 61. Pada siklus I mengalami peningkatan yakni menjadi 65 dan pada siklus ke II mengalami peningkatan secara signifikan yakni dengan rata-rata kelas mencapai 76. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa terhadap materi pelajaran Pendidikan Bahasa Indonesia dapat ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Adapun saran dalam penelitian ini, hendaknya kepada penelitilain untuk mengkaji lebih banyak sumber maupun referensi yang terkait dengan sarana prasarana pendidikan mau pun efektivitas proses pembelajaran agar hasil penelitiannya dapat lebih baik dan lebih lengkap lagi.
Kata Kunci: Problem Based Learning, Motivasi, Belajar siswa.
PENDAHULUAN
Menghadapi pesatnya persaingan pendidikan di era globalisasi, semua pihak Perlu menyamakan pemikiran dan sikap untuk mengedepankan peningkatan mutupendidikan. Pihak-pihak yang ikut meningkatkan mutu pendidikan adalah pemerintah, masyarakat, serta kalangan pendidikan dan semua subsistem bidang pendidikan yang harus berpartisipasi mengejar ketertinggalan maupun meningkatkan prestasi yang telah dicapai saat ini.
 Email: mariana2919girl@gmail.com
Pembinaan dan usaha yang dapat dilakukan dalam perbaikan pendidikan tidak mungkin berhasil tanpa disertai dengan pembinaan dan perbaikan kualitas pengetahuan serta cara kerja para pelaksananya, yaitu guru-guru. Maka setelah lahirnya Undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru menjadi profesi yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia.
Begitu besarnya peran dan tanggung jawab seorang guru, maka selayaknyalah profesi seorang guru dilakukan secara profesional. Pada dasarnya, guru yang profesional adalah yang dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional. Hal ini dikarenakan guru tidak hanya bertugas untuk menyampaikan pengetahuan yang dimilikinya. Tetapi guru juga berperan sebagai perencana, pelaksana dan penilai. Dalam pelaksanaan pendidikan, guru merupakan komponen yang sangat penting, sebab keberhasilan pelaksanaan proses pendidikan sangat tergantung pada guru sebagai ujung tombak. Oleh karena itulah upaya peningkatan kualitas pendidikan dimulai dari pembenahan kemampuan guru. Salah satu kemampuan yang harus dimilki guru adalah bagaimana merancang suatu strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, karena kita yakin tidak semua tujuan bisa dicapai oleh satu strategi tertentu saja.
Dengan demikian apabila guru telah melaksakan profesinya sebagai guru secara profesional serta banyak menguasai strategi pembelajaran, maka tujuan pembelajaran yang diharapkan akan tercapai secara optimal. Akan tetapi faktanya dilapangan pembelajaran yang dilaksanakan khususnya pada pelajaran Bahasa Indonesia belum sesuai dengan yang diharapkan. Guru-guru di Sekolah Dasar belum memahami dengan benar, bagaimana pembelajara Bahasa Indonesia dilakukan dalam suasana menyenangkan. Berbagai macam keluhan dalam pembelajaran Bahasa idonesia di sekolah dasar seperti contohnya: malas belajar, membosankan, kurang bergairah tidak menarik dan keluhan-keluhan lain dari para siswa, ini adalah permasalahan mendasar yang harus segera diatasi. Keluhan ini muncul akibat dari kurangnya guru memberikan pembelajaran dengan berbagai model pembelajaran, strategi pembelajaran yang variatif, sehingga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai tidak berhasil baik.
Hal ini pun terjadi di Sekolah Dasar Negeri 19 Teluk Pakedai Kabupaten Kubu Raya tempat penulis menjalankan tugas sehari-hari. Penulis menyaksikan beberapa siswa kelas II yang kesulitan dalam memahami pelajaran Bahasa Indonesia yang di buktikan dengan masih rendahnya nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia sehingga tidak tercapainya nilai KKM, dari 13 siswa hanya 9 siswa yang tuntas, artinya memperoleh nilai setara nilai KKM atau di atasnya dan sisanya 6 orang dinyatakan tidak tuntas karena mendapat nilai dibawah KKM. Berdasarkan pengamatan, fakta dan data di kelas II Sekolah Dasar Negeri 19 Teluk Pakedai, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai proses kegiatan belajar dan mengajar untuk mata pelajaran Bahasa Inonesia dengan menggunakan metode Diskusi pembelajaran yang akan melibatkan siswa lebih aktif, kreatif dan inovatif yaitu dengan metode Diskusi pembelajaran, metode pembelajaran Diskusi ini memiliki keunggulan diantaranya adalah keterlibatan siswa dalam pembelajaran lebih tinggi, kegiatan pembelajaran lebih aktif (hidup) karena pembelajaran dikemas dalam bentuk melibatkan siswa mengungkapan pendapat atau ide sehingga siswa lebih bergairah, melibatkan siswa tanpa harus ada perbedaan status, melatih ketangkasan dan kecepatan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul "Meningkatkan Minat Belajar Terhadap Materi Pelajaran Bahasa Indonesia. Dengan Menggunakan Model Problem Based learning (PBL) Tentang Kelas II SDN 19 Teluk Pakedai Kabupaten Kubu Raya.