Bingung kenapa SIM bentuknya kartu, sedangkan KK berbentuk surat? Kalau begitu mengapa namanya bukan KIM dan SK? Nah, inilah pertanyaan yang sering ditanyakan mereka yang penasaran atau sekadar iseng mau mention Pak Ivan Lanin supaya "di-notice senpai" saja. Jawabannya ternyata berhubungan dengan sejarah panjang pembentukan istilah tersebut.
Jawaban dari Pak Ivan Lanin sempat viral karena hal ini semacam satu pencerahan dari ribuan pertanyaan kebahasaan yang belum terungkap. Bagi yang belum kebagian informasinya, artikel ini saya buat untuk mencoba merangkum ulang informasinya.
Meskipun masih berupa dugaan, informasi yang diberikan oleh Uda Ivan Lanin---sapaan hangat untuk Ivan Lanin---dianggap cukup menjawab pertanyaan besar yang muncul hampir di semua kepala ini. Berikut adalah gambar yang dikutip dari akun Twitter Ivan Lanin.
![Gambar dari https://twitter.com/ivanlanin](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/06/21/dnulwbnvoaesowk-5b2b5615f13344477c4036d4.jpg?t=o&v=770)
Salah satu hal positif yang terlihat nyata adalah mulai hadirnya buku-buku yang memaparkan bahasa Indonesia dengan cara yang ditulis dengan cara yang lebih sederhana, terkesan lebih modern dan mudah dicerna. Buku Remah-remah Bahasa yang ditulis oleh Eko Endarmoko, misalnya. Buku ini berisi kumpulan esai jawaban atas berbagai fenomena bahasa yang hadir selama ini.
 Eh, jadi, menurut kamu, perlu nggak SIM (Surat Izin Mengemudi) diganti menjadi KIM (Kartu Izin Mengemudi) dan KK (Kartu Keluarga) diganti menjadi SK (Surat Keluarga)?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI