Boneka-boneka itu tergantung rapi, berwarna-warni, melihatnya pun rasanya senang. Tetapi siapa sangka di balik itu semua ada sebuah kerinduan yang mendalam. Sebuah perjuangan untuk bertahan hidup dan menyokong kehidupan orang lain. Tanpa boneka-boneka nasib seseorang di balik pajangan boneka itu tidak menentu.
“Ya saya tidurnya cuman di sini mbak. Kalo hujan ya kedinginan apalagi kalau banjir bonekanya harus dijaga jangan sampai basah. Kalau panas yang panas banget. Nih atapnya kan pakai seng trus dilapisi terpal.” ujar Ariyanto kepada saya ketika berkunjung
Pria berusia 30 tahun ini telah menekuni profesinya dari empat tahun lalu. Setiap hari menjaga boneka-boneka milik atasannya yang digelar di salah satu stand Sekaten Yogyakarta. Pria asal Kebumen ini sudah dua bulan tidak pulang ke rumah karena harus menjajakan boneka-boneka ini hingga habis. Dalam sehari paling banyak boneka-bonekanya bisa terjual 10 sampai 20 buah.
Ariyanto merupakan salah satu peserta dalam pedagang Sekaten. Ia biasanya berjualan di acara Sekaten dan pasar malam yang digelar di tiap daerah. Untuk wilayah Yogyakarta terdapat dua stand yaitu stand di Sekaten dan alun-alun Bantul.
Nampak raut kerindungan akan kampung halaman di wajah Ariyanto. Pria sulung dari enam bersaudara ini harus rela melepas bangku sekolah dasarnya demi membantu orang tua dan menyekolahkan adik-adiknya. Perjuangannya tidak sia-sia, adik-adiknya mampu melanjutkan sekolah hingga bangku sekolah menengah atas.
“Kalau pulang yang saya bawa uang, mbak. Untuk Abah sama Emak. Untuk adik-adik paling saya bisanya cuman bawain baju.”kata Ariyanto sambil tersenyum.
Penghasilan sebagai penjaga di stand boneka ini menurutnya agak lumaayan. Ia bersyukur mendapat uang makan setiap harinya di luar gaji bulanan. Jika bonekanya terjual dari lima buah dalam sehari, Ariyanto bisa mendapatkan uang makan hingga seratus lima puluh ribu. Tetapi jika penjualan kurang dari itu ia harus rela mendapatkan uang makan tiga puluh ribu saja.
Ariyanto hanya bisa berharap setiap hari mampu menjual lima boneka dan dalam kurun waktu dua bulan ini bisa menjual habis bonekanya. Sehingga ia bisa menengok orang tua dan saudara-saudaranya. Perjuangan Ariyanto bukan adalah salah satu gambaran penjaga stand di Sekaten. Di tengah hiruk pikuk dan gemerlapnya sekaten ada secuil harapan dan kerinduan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H