Mohon tunggu...
Maria MagdalenaManao
Maria MagdalenaManao Mohon Tunggu... Administrasi - Hakikat manusia adalah kebebasan!

Kita percaya bahwa Tuhan menyediakan makanan bagi semua burung-burung. Tetapi makanan itu tidak dilemparkan ke dalam sarang. Berjuanglah!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Quo Vadis Nilai? Sepenggal Catatan Perjalanan

25 Agustus 2020   22:23 Diperbarui: 26 Agustus 2020   09:36 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Semua yang aku alami akhir-akhir ini benar-benar menelanjangi pikiranku. Pada titik perjalanan kali ini aku terhenti. Lebih tepatnya memberhentikan sejenak langkah ini. 

Kisah ini menjadi titik balik dari diri aku yang sekarang. Mungkin selama ini aku terlalu asik dengan pikiranku sendiri, merasa semuanya baik-baik saja. Berpikir bahwa apapun masalah tak perlu diambil pusing karena toh semuanya akan berlalu. Tak pernah sekalipun aku mengambil nilai dari apa yang sudah kualami. Berkali-kali aku terjebak dalam kesalahan yang sama.

Seiring bertambahnya usiaku yang sudah dewasa ini ternyata tak diikuti dengan kematangan dan kebijaksanaan. Memang secara teori dan percakapan aku sangat lihai berkata-kata. 

Layaknya Mario Teguh yang mampu menyihir banyak orang dengan diksi bahasanya. Namun seperti Mario Teguh juga akhirnya aku kehilangan semua harga diri yang telah aku bangun selama ini. 

Aku terpeleset oleh kerikil kecil. Salah satu orang pernah berkata padaku, "Batu besar tak akan mampu menjatuhkanmu karena sebelum kau tersandung olehnya kau akan terlebih dahulu menyingkir. Namun kerikil kecil yang sering tak terlihat mata itulah yang akan menyandungmu"

Pada titik balik kehidupan sekarang aku mulai memahami nilai. Bukan sekedar memahami tetapi mencari nilai apa yang sebenarnya kucari dalam hidup ini. Nilai hidup yang selama ini sering terabaikan. 

Yang paling pasti sekarang aku berusaha mendekatkan diri kepada-Nya. Konyol memang. Saat kau terpuruk baru kau mencari-Nya. Namun tak ada kata terlambat bukan? Beberapa hari yang mendamaikan ini begitu berbeda. Aku semakin tenang. Jiwa yang tenang ternyata melebihi segalanya. Hal yang tak bisa didapatkan sebelum kau mau menyerahkan diri secara total pada-Nya.

Hari ini aku mencurahkan isi hatiku lewat rangkaian kata-kata ini karena aku percaya lewat tulisan ada banyak keluh kesah, kesedihan, kegembiraan, pergumulan dan pengharapan yang bisa dituangkan. Selanjutnya, kemana engkau akan melangkah Maria? Pertanyaan ini mulai menghiasi perjalanan hidup aku beberapa hari ini. Setelah perjalanan menyenangkan yg semu kemarin apa yang hendak kau lakukan? Di perhentian kali ini, apa rencanamu?

Aku belum tau. Sejujurnya aku belum bisa menentukan akan bagaimana hidupku kedepannya. Tapi yang pasti kulakukan adalah aku mau mendekatkan diri kepada-Nya. 

Dengan iman yang aku punya, aku mau memberikan Tuhan kebebasan untuk berkehendak atas aku. Semoga semakin hari aku bisa semakin bijaksana dalamNya. Sebelum aku memutuskan akan bagaimana aku menjalani petualangan hidup selanjutnya. Semoga aku berhasil mencari nilai hidup yg abadi. 

Semoga perhentian kali ini membuat banyak kejutan-kejutan baru buat aku. Setidaknya perjalanan aku tidak diisi dengan kekosongan dan kesemuan lagi.

Penuh cinta, Angin Malam
Selasa, 25 Agustus 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun