Pengalaman saya yang mengubah banyak aspek dalam hidup saya yang pertama adalah, berawal dari mulai kuliah S1 dengan bertemu banyak teman dan beberapa panutan yang mengubah saya. Mulai perkuliahan S1 saya mulai menata hidup saya, menentukan goals yang harus saya capai, menentukan apa yang harus dikejar dalam waktu dekat maupun jauh. Pertama mimpi saya pada waktu itu adalah menuntaskan kuliah saya secepatnya atau setidaknya lulus tepat waktu. Saya banyak bekerja keras untuk menyelesaikan kuliah saya dan harus mencapai IPK 3.00 di setiap semesternya, kemudian saya benar-benar mengejar impian saya. Di samping itu saya juga memperluas koneksi dan memperbanyak pengalaman saya dengan mengikuti beberapa magang, di saat saya menjelang akhir semester saya mulai banyak aktivitas dan kurang waktu dalam bermain bersama teman saya. Saya mulai kehilangan banyak teman karena saya tidak memiliki waktu untuk bermain dengan mereka, karena saya mengejar waktu mengerjakan skripsi agar tepat waktu. Akhirnya perjuangan saya untuk lulus tepat waktu berhasil, dan saya dapat berhasil mencapai impian pertama saya.Â
Tujuan saya kedua setelah lulus tepat waktu adalah memperbaiki sikap kepada orang lain, karena saya adalah orang yang emosian dan ketus. Beberapa pengalaman jelek karena perkataan saya dan emosi saya, saya menyakiti hati beberapa orang pada saat itu. Kemudian saya belajar untuk menahan emosi dan mengatur kata-kata saat berbicara dengan orang lain. Secara perlahan saya mulai dapat menahan emosi dan perkataan, semenjak ini saya banyak mendapatkan hal-hal positif dan teman-teman yang positif juga. Saat ini saya juga bisa lebih mendengarkan masukan atau kritik dari orang lain, dengan hati yang besar untuk selalu intropeksi diri sendiri tiap kali menerima kritik atau saran yang membangun.
Saya juga berencana untuk mengembangkan diri dengan menambah ilmu-ilmu pengetahuan dan juga beberapa hal yang tidak diajari di perkuliahan, contohnya adalah bagaimana menerapkan ilmu pengetahuan di dunia pekerjaan, dan mungkin keahlian yang saya tidak dapatkan semasa perkuliahan saya. Saya mengikuti beberapa kursus untuk mengembangkan keahlian saya, selain itu saya sering kali mengikuti webinar untuk menambah keahlian saya. Saya berusaha untuk membuang rasa malas saya, setiap saya ingin mengembangkan diri saya.
Saya juga ingin memiliki hidup yang lebih sehat, dan ingin memperbaiki pola kehidupan saya. Saya yang awalnya selalu begadang bahkan tidak tidur selama 1-2 hari, dan makan tidak tepat waktu. Hingga saya terkena beberapa penyakit akibat pola hidup saya yang berantakan, dan akibat dari penyakit tersebut masih sering kali saya rasakan hingga hari ini. Saya pun mulai merubah secara perlahan dengan tidur cukup waktu dan di jam yang tepat, lebih memikirkan kesehatan badan saya daripada aktivitas keseharian saya, makan di waktu yang tepat. Saya pun juga melakukan beberapa investasi di tubuh saya agar saat saya tua, saya memiliki kondisi yang baik. Investasi yang saya lakukan dengan berolahraga, mengurangi minuman ataupun makanan yang manis, mengurangi konsumsi kafein, memperbanyak makan sayur dan juga buah. Akibat saya yang lebih tertib dalam memperhatikan kekuatan tubuh saya, kondisi saya sekarang sudah jauh lebih baik dibandingkan beberapa bulan lalu yang saya cenderung lebih gampang merasakan sakit dan tidak enak badan.
Tentu ada tantangan yang datang selama saya berusaha untuk mengembangkan diri saya dan investasi terhadap tubuh saya, tantangan yang paling besar adalah menghilangkan rasa malas tiap kali saya ingin berusaha. Tetapi saya memaksa diri untuk melakukan beberapa hal yang memiliki tujuan baik untuk diri saya, untuk mengatasi rasa malas ini saya selalu melihat beberapa panutan saya atau beberapa video yang membuat saya dapat memunculkan rasa semangat saya lagi. Tantangan kedua adalah rasa penat yang sering kali saya rasakan, jika saya sudah terlalu banyak memiliki aktivitas bahkan di waktu yang bersamaan saya harus melakukan dua aktivitas sekaligus. Sering muncul rasa penat sekaligus dibarengi dengan rasa lelah, saya biasanya mengatasi hal ini dengan bepergian ke tempat baru yang dapat lebih tenang dan dapat menjadi pelarian untuk saya. Selain bepergian ke tempat baru, saya juga mengatasi dengan bertemu orang-orang terdekat dan yang dapat membuat saya bahagia dengan bercanda atau sekedar berbincang-bincang kecil tetapi hal ini bisa membantu saya terlepas dari rasa penat saya.Â
Keseimbangan dalam hidup, antara kerja dan kehidupan sosial penting untuk diperhatikan. Kita tidak dapat terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan maupun dengan urusan sosial bersama keluarga, organisasi, maupun orang-orang terdekat kita. Kehidupan yang seimbang harus didapatkan untuk menuju hidup yang sejahtera, kurangnya perhatian pada bagian diri yang berkepanjangan menyebabkan pertumbuhan pribadi terhambat, penyempitan perspektif, stres dan disorientasi internal bagi individu dan kolektif (misalnya, kelompok kerja dan organisasi secara keseluruhan) (Brooks, 2012, h. 8). Sering kali seseorang melupakan keseimbangan dalam hidup, seseorang tidak dapat hanya melakukan satu aktivitas dan melupakan aktivitas lainnya. Saat kita sudah bekerja keras dalam hidup di aspek pekerjaan, kita juga harus bersosialisasi dengan lingkungan sekitar agar mental tetap terjaga dan hubungan sosial tidak rusak karena kesibukan kita dalam satu hal.
Saya pun sering kali melupakan keseimbangan hidup, saya hanya condong dalam satu arah seperti: pekerjaan, kuliah, dan lainnya. Hal ini menyebabkan berkurangnya teman, dan membuat saya cenderung menjadi orang yang introvert padahal saya adalah orang yang ekstrovert. Saya sering kali kesusahan dalam mengatasi hal ini, dan saya sering kali tidak memperhatikan kehidupan sosial saya karena beberapa tuntutan. Dalam berjalannya waktu, saya mulai menyadari kesalahan saya dalam hal ini. Saya pun mulai perlahan menyeimbangkan kembali kehidupan saya, pada saat saya sudah bekerja keras dalam beberapa hari kerja saya pun menghubungi teman saya untuk sekedar berbincang atau lainnya. Hal ini saya lakukan dengan tujuan agar saya dapat melepaskan penat saya dengan bertemu dengan teman atau lingkungan sosial saya.
Pada saat seseorang dalam proses perubahan, seringkali seseorang menolak perubahan tersebut karena kekurangan akan kemampuan dan komitmen yang dimiliki. Tetapi karena persaingan dan komitmen seseorang yang diikuti oleh asumsi yang besar (Kegan & Lahey, 2001). Terkadang dalam proses perubahan, saya susah untuk berkembang lebih lanjut karena terpaku dengan persaingan antar teman. Karena terlalu fokus untuk menjadi yang terbaik, saya sering melupakan perkembangan yang harus saya lakukan. Saya selalu mengusahakan untuk mengurangi hal ini dengan tidak terlalu terpaku dengan persaingan, tapi lebih mementingkan pengembangan kapasitas yang saya miliki.Â
Daftar Pustaka:
Brooks, David. (2020). How People Change. Dilansir dari https://studentsuajyac-my.sharepoint.com/personal/ra_vita_uajy_ac_id/_layouts/15/onedrive.aspx?id=%2Fpersonal%2Fra%5Fvita%5Fuajy%5Fac%5Fid%2FDocuments%2FGasal%2FKdED%2FKdED%20Articles%2FHow%20People%20Change%2Epdf&parent=%2Fpersonal%2Fra%5Fvita%5Fuajy%5Fac%5Fid%2FDocuments%2FGasal%2FKdED%2FKdED%20Articles&ga=1 pada 30 September 2023.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI