Ilustrasi imunisasi anak (sumber: okezone.com)
Pernahkah Anda mendengar tentang KIPI? Per definisi, KIPI atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam kurun satu bulan setelah imunisasi dan diperkirakan sebagai akibat dari imunisasi. Jadi kalau pulang dari imunisasi terserempet ojek bukan bagian dari KIPI ya.
KIPI ini adalah hal yang sangat dihindari dalam program imunisasi. Tujuan imunisasi kan mencegah penyakit, biar nggak sakit. Sebisa mungkin jangan sampai menyebabkan sakit pada yang diimunisasi (selanjutnya akan saya tulis ‘anak’ karena fokus saya pada anak, bukan imunisasi pada dewasa). Hal ini sesuai dengan prinsip pertama dalam kedokteran: primum non nocere atau pertama, jangan menyakiti.
Ada beberapa jenis KIPI berdasarkan klasifikasi lapangan WHO tahun 1999 , antara lain: reaksi vaksin, programic error, reaksi suntikan, induksi vaksin, kebetulan (koinsidensi), dan yang penyebabnya tidak diketahui. Mari kita bahas satu per satu.
KIPI Reaksi vaksin
KIPI ini merupakan hasil dari reaksi vaksin dengan tubuh anak. KIPI reaksi vaksin dibedakan lagi menjadi dua, yaitu: reaksi vaksin yang biasa dan ringan (“normal”) dan reaksi vaksin yang langka atau jarang. Contoh reaksi vaksin yang biasa terjadi misalnya demam setelah pemberian vaksin yang mengandung pertusis (saat ini diberikan dalam bentuk vaksin pentavalen yang mengandung lima macam vaksin: difteri-pertusis-tetanus-Hib-hepatitis B). Reaksi ini ringan dan biasa terjadi (terjadi pada 1.000 sampai 60.000 anak dari 1 juta anak yang divaksin) sehingga hampir semua anak yang diberi vaksin yang mengandung pertusis akan diberi penurun panas. Contoh reaksi vaksin yang langka atau jarang, saya akan mengambil contoh vaksin yang sama yaitu pertusis, adalah ensefalopati atau radang otak. Kasus seperti ini sangat jarang, hanya terjadi pada 0 sampai 1 anak per 1 juta anak yang divaksin.