"Mbak, kamu main di sini dulu ya." Â
Itu yang diucapkan ibu pada saya. Ketika itu kami berencana menjenguk salah satu kolega ibu yang sedang dirawat inap di sebuah rumah sakit di kota Bandung. Saya menurut, menunggu ibu dan teman-temannya selesai menjenguk pasien dengan bermain-main sendiri di taman luar rumah sakit ditemani jajan berupa agar-agar dalam wadah yang berbentuk kipas angin.
Kejadian puluhan tahun lalu itu (sepertinya waktu itu saya masih TK besar deh) terbayang ulang ketika saat ini saya bolak-balik membaca tanda "Anak di bawah 12 tahun dilarang masuk." Tanda yang (pastinya) berada di banyak sekali pintu masuk rumah sakit, entah itu di UGD maupun pintu pengunjung. Tanda yang sering membuat pengunjung dan pak Satpam berantem.
"Maaf Bu, anaknya tidak boleh masuk." satpam di pintu pengunjung menghentikan seorang pengunjung yang membawa anak berusia enam tahunan.
"Tapi anaknya kasihan kalau ditinggal di sini." Sang ibu tidak mau mengalah. Ia ingin membawa anaknya ikut mengunjungi entah siapa di dalam rumah sakit kami.
"Kan bisa gantian. Sudah peraturan, anaknya tidak bisa masuk." Kali ini pak satpam menunjukkan tanda yang jelas-jelas bertuliskan "anak di bawah 14 tahun dilarang masuk".
Akhirnya adu argumen itu berakhir dengan sang ibu menemani anaknya di ruang tunggu pintu pengunjung. Sedikit kesal, ibu itu berkata pada rombongannya "jangan lama-lama, aku juga mau masuk."
Saya yang kebetulan lewat dan menyaksikan adegan itu tersenyum. Syukurlah akhirnya anak itu tidak ikut masuk.
Tanda larangan masuk ke RS untuk anak (bisa bervariasi batasan umurnya, dulu 12 tahun ada juga yang 14 tahun) bukan tanpa tujuan. Bukan pula sekadar iseng biar anak-anak tidak mengganggu istirahat para pasien. Tanda tersebut berguna untuk melindungi anak dari kemungkinan terkena infeksi nosokomial.
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapatkan dari kuman-kuman yang berada di rumah sakit. Kebanyakan infeksi yang diperoleh di rumah sakit lebih sulit disembuhkan daripada infeksi yang didapatkan di lingkungan masyakat. Hal ini disebabkan oleh bakteri di rumah sakit lebih "kuat" atau resisten terhadap antibiotik dibandingkan bakteri umum.
Anak, seperti yang kita ketahui, masih dalam masa pertumbuhan. Sistem imun anak belum sekuat sistem imun dewasa. Akibatnya mereka jauh lebih mudah sakit dibandingkan orang dewasa. Kasihan kan kalau anak-anak jadi sakit hanya karena diajak orangtuanya menjenguk saudara/kenalan di rumah sakit? Karenanya mulai sekarang, yuk jangan lagi mengajak anak menjenguk ke rumah sakit. Demi kebaikan mereka juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H