Mohon tunggu...
Maria Kristi
Maria Kristi Mohon Tunggu... Dokter - .

Ibu empat orang anak yang menggunakan Kompasiana untuk belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tetap Tenang Hadapi Demam

23 Desember 2014   05:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:40 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Teman saya bercerita tentang ibunya yang sakit “Sudah 2 hari tidak enak badan tapi dicek darah normal semua hanya saja gula darahnya tinggi karena kecapekan.” Saya yang mendengarkan pernyataan itu bertanya lebih lanjut apa yang sebenarnya dirasakan oleh ibunya. Ternyata ibu teman saya demam mulai kemarin, “jika diraba badannya panas tapi ibu merasa kedinginan”, oleh sebab itu tadi memeriksakan diri ke laboratorium dan ternyata semuanya normal “ndak ada tipes, ndak ada demam berdarah, hasil lab nya normal. Cuma gulanya yang tinggi” Setelah ditanya lebih lanjut ternyata sang ibu memeriksakan lab darah tanpa puasa, tidak sampai 30 menit sejak terakhir makan. Pantas saja kadar gula darahnya tinggi. Akhirnya saya pun berusaha menyampaikan hal-hal yang sekiranya perlu diketahui sang teman agar tidak panik saat menghadapi demam, salah satu keluhan yang akan banyak kita temukan di musim penghujan seperti ini.

Demam adalah peningkatan suhu tubuh yang disebabkan oleh pirogen (pirogen = penyebab demam) baik yang berasal dari luar tubuh (misal virus, bakteri, racun) atau dari dalam tubuh (sitokin; zat-zat yang dikeluarkan sel sebagai respon dari “gangguan” yang muncul dari luar).

Tubuh kita (dan juga tubuh makhluk berdarah panas lainnya) memiliki suatu sistem pengatur suhu yang baik. Manusia memiliki semacam termostat (pengatur suhu) di hipotalamus, jauh di dalam otak. Termostat itulah yang mengatur suhu tubuh kita tetap stabil dengan memerintahkan tubuh untuk menggigil saat suhu terlalu dingin dan berkeringat saat suhu terlalu panas. Pada keadaan normal, termostat tubuh kita disetel pada suhu normal sekitar 36,5 sampai 37,5 derajat Celsius. Pirogen menyebabkan demam salah satunya dengan membuat “setelan” suhu normal yang ada di termostat tubuh bergeser menjadi lebih tinggi, jadi nilai suhu normal yang seharusnya 36,5 sampai 37,5 derajat Celsius diubah menjadi “normal” pada 38 derajat Celsius bahkan lebih. Akibatnya jika suhu belum sampai pada nilai “normal” yang baru, katakanlah 38,5 derajat Celsius, termostat tubuh kita akan menganggap tubuh dalam keadaan dingin sehingga dimulailah respon menggigil untuk mencapai setelan “normal” yang baru itu. Oleh karena itu pasien demam seringkali merasa kedinginan bahkan menggigil meskipun saat diukur suhunya sudah melebihi normal.

Apa yang harus kita lakukan pada pasien demam? Tentu saja menurunkan demamnya, salah satunya dengan cara dikompres. Namun jangan sekali-sekali mengompres dengan air es ya, karena itu akan membuat pasien makin menggigil dan demamnya makin tinggi. Selain itu kita dapat memberikan penurun panas, misalnya parasetamol. Dosis parasetamol untuk anak adalah 10 – 15 mg/kg BB tiap kali minum. Dosis anak-anak selalu menggunakan per kilogram berat badan, itulah sebabnya dokter akan menimbang semua pasien anak. Sedangkan dosis parasetamol untuk dewasa sekitar 500 mg tiap kali minum (kurang lebih 1 tablet). Idealnya parasetamol diberikan saat demam saja, jadi sebaiknya selalu sediakan termometer di rumah. Namun jika didapatkan demam yang terus menerus, parasetamol dapat diberikan tiap 4 – 6 jam untuk mengurangi penderitaan pasien. Jangan khawatir akan merusak hati karena parasetamol baru akan merusak hati jika diberikan lebih dari 6 x dosis lazim dalam 1 kali minum. Laporkan pula pada dokter bahwa pasien telah diberi parasetamol jika akan memeriksakan ke dokter.

Kapan saat yang tepat untuk membawa pasien ke dokter? Jika tidak mengalami hiperpireksia (demam yang sangat tinggi dengan suhu di atas 41 derajat Celsius), kejang demam, diare, muntah.. intinya pasien yang keluhannya hanya demam, sebaiknya dibawa setelah hari ke-3 karena sebelum hari ke-3 kebanyakan demam disebabkan oleh virus yang dapat sembuh sendiri dan tidak berbahaya. Jika sampai hari ke-3 masih ada demam barulah kita mulai sedikit waspada. Oya, untuk penghitungan hari demam ini jangan salah ya. Jika mulai demam atau “tidak enak badan” di hari Sabtu sore, maka hitungan 1 hari bukan dihitung dari Sabtu sore tapi dari Minggu sore. Jadi pasien baru dikatakan “demam 3 hari” pada hari Selasa sore jika ia mulai demam di Sabtu sore. Apa sebab saya begitu menekankan penghitungan hari ini? Karena pada hari ke-1 dan 2 demam, gejala penyakit belum spesifik dan kalaupun dilakukan pemeriksaan laboratorium darah (seperti yang dilakukan ibu teman saya) hasilnya bisa dipastikan 100% normal, jadi hanya buang-buang uang dan rugi 1 tusukan jarum (saya sendiri tidak suka diambil darah). Pada hari ke-3 demam, gambaran laboratorium darah akan mulai menunjukkan ke arah mana penyakit itu berlangsung, apakah disebabkan oleh virus atau bakteri. Saat itu dokter sudah mulai dapat meramalkan perjalanan demam Anda.

Penyebab demam yang masih sangat ditakuti di Indonesia adalah demam berdarah dengue (DBD). Penyakit ini terutama mengancam di musim hujan dengan puncak sekitar bulan Desember dan Januari. Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus, dan seperti virus-virus yang lain, demam pada demam berdarah dengue biasanya sangat tinggi, turun sedikit dengan penurun panas (namun tidak sampai normal) dan tinggi lagi. Karenanya jika Anda atau keluarga Anda demam dan tidak turun sampai normal dengan penurun panas, kesalahan bukan pada obatnya tapi memang seperti itu perjalanan penyakitnya. Pada hari ke-3 demam, hasil pemeriksaan darah pasien yang terkena infeksi virus dengue (penyebab demam berdarah dengue dan demam dengue) dapat menunjukkan penurunan trombosit. Pada saat ini pasien akan diminta untuk rawat inap jika trombosit di bawah 100 ribu. Namun sebenarnya yang lebih penting adalah nilai hematokrit alih-alih trombosit, tapi baiklah kita memegang trombosit 100 ribu itu sebagai tanda bahwa pasien harus rawat inap.

Seperti yang telah saya sebutkan tadi, virus Dengue dapat menyebabkan demam berdarah dengue (DBD) yang berbahaya dan demam dengue (DD) yang relatif tidak berbahaya. Perbedaannya adalah pada perembesan plasma. Pada demam berdarah dengue, pembuluh darahnya “bocor” sehingga cairan yang di dalamnya (cairan ini disebut plasma) merembes ke luar. Sebagai ilustrasi bayangkan minuman cendol (dawet) dalam plastik kemudian plastiknya dilubangi sehingga kuahnya keluar. Cendol di dalamnya akan lebih kental bukan? Itulah yang terjadi pada demam berdarah dengue. Perembesan plasma pada demam berdarah dengue akan terjadi di saat demam mulai turun. Jadi jika pada hari ke-3 terdapat “tren” trombosit yang turun namun belum “memenuhi syarat” untuk rawat inap, waspadalah! Awasi kondisi pasien saat demam mulai reda. Pada demam dengue dan demam-demam lain akibat virus yang tidak berbahaya pasien akan semakin segar dan sehat saat suhu tubuh turun. Sebaliknya, pada penderita demam berdarah pasien semakin terlihat sakit saat suhu tubuh turun. Bawa pasien ke fasilitas kesehatan terdekat secepatnya!

Bagaimana jika sampai hari ke-5 atau 6 pasien masih demam? Yah, jika sudah melewati 6 hari dan pasien masih demam barulah kita memikirkan penyebab demam selain virus. Infeksi bakteri dapat menyebabkan demam di atas 6 hari. Pada saat ini berkonsultasilah dengan dokter.

Sebagai pengingat, ini poin-poin kunci dari tulisan yang panjang lebar di atas:

1.Demam disebabkan oleh pirogen yang meningkatkan setelan “termostat” tubuh kita

2.Pengompresan dan pemberian penurun panas dapat mengurangi penderitaan pasien karena demam

3.Periksakan pasien pada hari ke-3 demam karena saat itulah gejala penyakit mulai mengarah dan hasil pemeriksaan laboratorium mulai jelas

4.Trombosit di bawah 100.000 merupakan indikasi rawat inap bagi penderita yang dicurigai demam berdarah

5.Saat suhu turun perhatikan kondisi pasien, jika membaik berarti pasien sembuh, namun jika memburuk kemungkinan demam berdarah dengue (bawa segera pasien ke layanan kesehatan terdekat)

6.Demam di bawah 5 hari kebanyakan penyebabnya adalah virus sehingga tidak membutuhkan antibiotika

7.Jika masih demam di atas 6 hari kemungkinan demam akibat virus dapat disingkirkan, berkonsultasilah dengan dokter Anda.

Demikian sekilas tentang demam. Semoga bermanfaat dan tetap tenang hadapi demam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun