Persoalan lain yang utama adalah aspek kesenjangan sosial dan ketimpangan kesejahteraan yang begitu dalam di masyarakat saat ini. Menurut HT, situasi ini membuat para petani dan nelayan beralih profesi untuk mencari pekerjaan yang lebih baik. Padahal jika petani dan nelayan ini diperlakukan dengan baik dari segi peminjaman modal, pendampingan dan diperhatikan kesejahteraannya maka ekonomi rakyat secara umum dipastikan akan lebih baik dan kebiasaan impor sedikit demi sedikit akan hilang.
Sebelum mendirikan Partai Perindo yang dideklarasikan pada tanggal 7 Februari 2015, HT juga pernah berkiprah sebagai salah satu pimpinan di Partai Nasdem dan Partai Hanura. Kepada para elite nasional, HT menghimbau agar komitmen kebangsaan, Pancasila harus sungguh-sungguh dijadikan sebagai ideologi bangsa dan diimplementasikan. Persatuan menjadi kunci untuk menjadikan bangsa ini kokoh. Jangan berkonflik hanya untuk berebut akses kekuasaan. Keberpihakan para pemimpin terhadap rakyat marjinal jangan hanya menjadi basa-basi politik. Arah pembangunan ekonomi harus bisa memastikan bahwa masyarakat marjinal adalah pihak yang paling diuntungkan dari proses pembangunan nasional. Â
Akhirnya, dalam kesempatan itu HT mengajak para pemuda dan mahasiswa Indonesia untuk tidak takut menjadi seorang pemimpin. Mnejadi wirausaha yang mandiri adalah sebuah jalan positif yang bisa memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara. Dia pun memberikan beasiswa kepada mahasiswa yang berprestasi dan ingin menjadi pengusaha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H