Mohon tunggu...
Maria JunethaSihasale
Maria JunethaSihasale Mohon Tunggu... Mahasiswa - Maria

The most important things in life are your family and your best friend. You should cherish them.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemanfaatan Sosial Media sebagai Sarana Promosi dan Pemasaran Potensi Wisata

4 Maret 2021   19:20 Diperbarui: 5 Maret 2021   02:14 1279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pariwisata merupakan bentuk nyata dari suatu perjalanan sebagai sebuah bisnis global yang menjanjikan. Perjalanan sekarang menjadi faktor pelengkap dalam kehidupan manusia terutama dalam menikmati nuansa budaya dan alam. Munculnya pariwisata tidak lepas dengan adanya dorongan naluri manusia yang selalu ingin mengetahui dan mencari hal-hal yang baru, bagus, menarik, mengagumkan, dan menantang. Biasanya hal itu dilakukan dengan perjalanan ke luar daerah atau keluar dari kebiasaan sehari-hari dalam jangka waktu tertentu. Kegiatan pariwisata telah melibatkan banyak komponen. Salah satunya adalah aktivitas wisatawan yang secara langsung telah terlibat dalam kehidupan sosial. Hal itu dilihat dari masyarakat yang menjadi wisatawan, penyedia objek pariwisata, dan penerima wisatawan. Hubungan sosial ini dangat berpengaruh pada perkembangan pariwisata. Dengan kegiatan pariwisata ini masyarakat bisa berinteraksi dan bertransaksi dari satu dengan lainnya. Hubungan telah terjalin baik dari wisatawan lokal maupun wisatawan asing yang datang dalam melakukan perjalanan untuk mengenal berbagai objek wisata. Objek wisata merupakan sesuatu tempat yang menjadi pusat daya tarik dan dapat memberikan kepuasan khususnya wisatawan. Hal ini sangat penting untuk membudidayakan suatu objek wisata baik dengan mengembangkan dan menjaga kebudayaan itu sendiri. Pengembangan objek wisata ini menjadi acuan sebagai sumber penghasilan utama bagi setiap daerah. Hal ini dapat meningkatkan suatu tempat tujuan kunjungan terutama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintahan daerah harus berupaya dalam mengembangkan berbagai objek wisata. Pengembangan objek wisata dapat dilakukan dengan berbagai cara. Baik upaya promosi dan pemasaran objek wisata, acara tradisi adat daerah, pembudidayaan objek wisata, dan fasilitas yang mendukung. Promosi dan pemasaran objek wisata merupakan salah satu cara untuk menarik minat wisatawan. Tetapi dalam praktiknya upaya tersebut masih jarang dilakukan. Hal ini terbukti dengan banyaknya destinasi wisata di Indonesia yang belum diketahui dengan baik.

Promosi dan pemasaran mempunyai peranan penting dalam memasarkan suatu barang dan jasa. Dengan adanya promosi dan pemasaran dapat dilihat kebutuhan konsumen akan berubah menjadi keinginan konsumen seiring berjalannya waktu. Promosi merupakan upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa kepada calon konsumen. Penawaran produk mempunyai tujuan untuk menarik calon konsumen dalam menggunakannya. Hal ini tidak mudah untuk dilakukan karena produsen harus bisa menyampaikan kesan dari promosi itu sendiri. Agar terjadinya kesadaran calon konsumen untuk menyakinkan dalam membeli barang atau jasa yang akan digunakan. Hal ini dilihat dari pengaruh promosi yang makin terasa di setiap objek wisata. Sebab pada dasarnya konsumen akan lebih selektif dalam memilih dan mengunakan barang atau jasa yang dipakai. Saat ini promosi yang sering dilakukan oleh kebanyakan destinasi wisata lebih terfokus kepada periklanan (advertising) yang ditunjukan melalui website tampilan wisata yang ada dan promosi penjualan (sales promotion) yang ditunjukan melalui penjualan perjalanan wisata (tour) untuk mempromosikan jasa pariwisata. Untuk itu promosi harus dipikirkan dan direncanakan dengan baik dan sesuai dengan jasa yang ditawarkan. kegiatan promosi tidak hanya menjual jasa yang disampaikan melainkan ikut berpartisipasi dalam memasarkan. Sekarang ini banyak calon konsumen memilih barang yang mereka inginkan berdasarkan ketertarikan barang atau jasa yang akan digunakan. Dalam keadaan seperti ini ketertarikan konsumen akan menjadi salah satu dasar pemasaran sesuai teori AIDA. Teori AIDA dipaparkan oleh Kotler (2009) dengan bagaimana pesan yang disampaikan mendapat perhatian (attention), menanti menjadi ketertarikan (interest), berubah menjadi keinginan (desire), dan melakukan tindakan (action). Hal ini menjadi suatu alat promosi yang harus menarik perhatian, mendapatkan dan mendorong minat, membangkitkan keinginan, dan menghasilkan tindakan dalam membeli barang dan jasa. Ini telah berdasarkan pada proses terjadinya respon dari konsumen dalam pembelian dan pemakaian suatu jasa. Proses yang terjadi dilihat dari ada pesan apa yang disampaikan hingga calon konsumen dapat tertarik akan barang dan jasa. Sering kali dalam promosi tidak menempatkan strategi AIDA sebagaimana semestinya sehingga membuat pesan barang dan jasa yang disampaikan kurang dipahami oleh konsumen. Ketertarikan (interest) terjadi bukan hanya pada konsumen tapi terbentuk oleh keinginan dari pesan yang disampaikan oleh produk atau jasa itu sendiri. Ketertarikan pembaca terlihat dari proses yang mendalam pada meraih perhatian konsumen. Hal itu diberikan sedikit waktu tetapi produsen harus tetap fokus akan kebutuhan konsumen. Banyak produsen membantu konsumen dalam memilih pesan yang relevan untuk memudahkan kata kunci yang disampaikan. Sekarang ini banyak produsen yang mengutarakan iklan yang disampaikan dengan kata-kata yang menonjol dan klimaks. Tetapi hal itu tidak mudah langsung bisa dipahami oleh konsumen. Oleh karena itu, ketertarikan meningkatkan minat pelanggan dengan berfokus pada kelebihan dan manfaat yang disampaikan. Ketertarikan juga menyebabkan konsumen telah melakukan tindakan (action) dalam menggunakan produk atau jasa yang disediakan. Suatu tindakan tidak akan terjadi apabila ketertarikan konsumen tidak didapatkan.

Berdasarkan uraian di atas penulis dapat menyimpulkan  bahwa promosi mempunyai peranan penting dalam mendorong ketertarikan konsumen untuk mengunjungi suatu destinasi wisata. Berikut ini dapat disebut sebagai gerbang awal dalam stategi perencanaan pembangunan pariwisata di suatu destinasi wisata, yaitu pemasaran dan promosi. Suatu kawasan destinasi wisata patut dikenal dengan citra yang baik melalui berbagai cara misalnya pengalaman wisatawan yang dirasakan saat menikmati atraksi wisata, penghargaan yang diperoleh melalui pencapaian suatu objek wisata, dan masih banyak lagi. Tentu saja dalam membentuk citra yang baik atas sebuah kawasan wisata diperlukan informasi yang valid dan menarik. Tantangan yang sering dihadapi  terkait pemasaran destinasi wisata saat ini masih bersangkutan dengan akses data, informasi dan pengetahuan. Yakni kurangnya akses informasi dan data yang tersedia pada Dinas Pariwisata Provinsi sebagai salah satu perwakilan daerah yang berada di garis depan untuk memperkenalkan objek wisata sebagai suatu destinasi wisata, kemudian pusat informasi dan kapasitas dalam upaya fasilitasi informasi dan komunikasi terbilang rendah. Selanjutnya, kurangnya promosi melalui media digital mengenai Desa Cipasung seperti belum ada pemanfaatan media (platform) digital oleh destinasi wisata secara mandiri. Salah satunya belum ada situs web untuk promosi yang dilakukan melalui media sosial masih terbatas karena hanya dilakukan oleh para wisatawan yang berkunjung berdasarkan inisiatif mereka. Sesuai dengan hasil observasi, saya Maria Junetha Sihasale, Mahasiswa Penerima Beasiswa Prestasi Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, sebagai penulis, sekaligus sebagai insan pariwisata masa depan bangsa Indonesia sangat berharap bahwa sektor promosi ini juga mendapat perhatian serius, karena seperti yang kita ketahui, sektor promosi ini juga memiliki andil besar dan sangat berperan penting dan menjadi tolak ukur dalam menilai setiap destinasi yang sudah kita siapkan dan nantinya juga akan menjadi awal perputaran roda ekonomi.

Melalui semua ini, ada beberapa solusi yang dapat saya tawarkan sebagai penulis. Kepada Dinas Pariwisata Provinsi diharapkan adanya pengadaan penelitian terhadap pengembangan destinasi wisata yang valid, aktual, dan memadai kemudian dituangkan dalam bentuk jurnal, buku maupun e-book yang berguna untuk memperkenalkan potensi pariwisata. Kemudian, fasilitasi informasi dan komunikasi dapat diadakan melalui kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat setempat. Oleh sebab itu, penting diadakan sebuah pusat informasi yang berada di destinasi wisata. Pusat informasi berfungsi sebagai layanan informasi bagi wisatawan selama berada di destinasi wisata. Tidak hanya memenuhi kebutuhan informasi saat berkegiatan di destinasi wisata tetapi untuk mempromosikan potensi dan produk lain yang dapat dijual di kawasan destinasi wisata. Dewasa ini, akses informasi sudah dapat dijangkau secara mudah dan luas. Salah satunya melalui media digital. Media digital pun memiliki berbagai macam jenis platform yang dapat digunakan misalnya website. Website atau situs web dapat dikembangkan dengan mudah oleh pemerintah sebagai pengawas dan pelaksana kegiatan desa dengan bersinergi secara kreatif dan berinovasi bersama masyarakat untuk memperkenalkan Desa Cipasung kepada masyarakat luas. Melalui website ini tidak hanya memperkenalkan destinasi wisata secara umum saja tetapi terus dikembangkan untuk memperkenalkan sektor-sektor lain yang juga berperan penting dalam pembangunan baik sektor ekonomi, pendidikan, pariwisata, dsb. Kemudian, bantuan-bantuan dari Pemerintah Provinsi dapat digunakan untuk membantu kelengkapan perangkat elektronik dalam persiapan memulai promosi melalui media digital. Penting untuk dilakukan kegiatan promosi yang dilakukan sebagai aktivitas komunikasi oleh pemilik produk atau jasa untuk menginformasikan dan memberikan pengaruh kepada masyarakat agar mereka tertarik untuk menggunakan produk atau jasa tersebut. Dimana kegiatan ini bertujuan meningkatkan penjualan memperoleh konsumen baru, dsb. Kegiatan promosi yang dilakukan bisa melalui berbagai cara baik melalui iklan, sosialisasi, penyebaran brosur dan poster, dan penawaran paket wisata. Mengingat begitu besar potensi yang ada sehingga dengan adanya penawaran paket wisata sebagai One Stop Destination atau dengan kata lain sebagai kawasan destinasi wisata dengan paket lengkap untuk menikmati liburan dengan potensi lain yang luar biasa. Pembuatan paket wisata dapat dilakukan melalui Biro Perjalanan Wisata yang bekerjasama dengan pemerintah desa untuk menjual potensi daerah melalui objek wisata, atraksi wisata, daya tarik budaya, dan lain sebagainya. Peran pemerintah menjadi ujung dari tombak pariwisata, karena pemerintah memegang kekuasaan tertinggi dalam mengambil keputusan dan kebijakan dalam pembangunan daerah. Salah satu contohnya seperti berkomitmen dalam penyediaan anggaran untuk pembangunan pariwisata agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Dan pemerintah juga dapat bekerja sama dengan Perguruan Tinggi yang ada khususnya Perguruan Tinggi Pariwisata agar dapat mempersiapkan SDM dengan lebih baik dan matang serta mampu menjadi insan pariwisata yang berjiwa kompetitif sehingga akan menjadi penggerak roda kepariwisataan yang cerdas. Dengan begitu kita sudah menyiapkan Sumbet Daya Manusia (SDM) yang berkualitas untuk pengelolaan (SDA) dengan potensial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun