Perjalanan mendapatkan beasiswa bagi para mahasiwa yang ingin menempuh pendidikan di luar negeri merupakan jalan panjang berliku yang seyogyanya dilalui dengan gigih dan sabar. Beasiswa menjadi idaman karena berandil besar dalam kehidupan perkuliah, ketika modul kuliah dan untaian ujian yang padat tidak memungkinkan untuk bekerja sambilan untuk menunjang biaya hidup dan biaya kuliah.Â
Secara finansial dampaknya dapat langsung terasa. Namun, secara pengembangan prestasi, beasiswa berperan dalam kedisiplinan diri. Salah satu syarat mendapatkan beasiswa adalah evaluasi hasil belajar dengan IPK yang baik. Hal ini mendorong mahasiswa penerima beasiswa untuk disiplin dalam memanajemeni jadwal belajar serta berorientasi pada proses sehingga memperoleh hasil yang baik.
Lebih jauh, karena mahasiswa didukung secara finansial, kecemasan untuk bekerja sambilan dapat dielakkan. Berkurangnya waktu untuk mengulang materi, riset atau tugas kelompok dapat dikesampingkan sehingga mahasiswa memiliki waktu di antara waktu belajar untuk bersosialisasi. Terintegrasi dalam komunitas setempat merupakan salah satu cara bersosialisasi yang banyak dianjurkan oleh pakar pendidikan bagi mahasiswa internasional.Â
Dengan berkecimpung langsung dalam kegiatan di masyarakat, di luar lingkup akademik seperti: sosial, budaya, politik, pelestarian lingkungan, dan sebagainya, mahasiswa mampu menempukan interelasi dan mempraktikkan keilmuannya pada bidang-bidang yang terkait. Saya pribadi merasakan manfaatnya karena saya dapat memiliki kesempatan untuk terlibat dalam perkumpulan mahasiswa intenasional dan menyelenggarakan projek untuk anak muda atau anak sekolah, sesuai dengan studi saya di bidang budaya, seni visual, dan film.
Kegiatan perkuliahan saya meliputi seminar, kuliah umum, presentasi, riset, ekskursi, diskusi, kerja kelompok, serta ujian. Iklim perkuliahan yang menitikberatkan pada seminar, riset, dan diskusi mendorong saya untuk lebih aktif dalam menyampaikan pedapat, serta menghargai pendapat teman, berargumentasi, dan menerima serta memberikan kritik. Selain itu peran profesor/dosen seperti moderator yang mengakomodasi mahasiswa dalam menyampaikan pendapat adalah pendekatan menarik yang membuat suasana kuliah menantang dan demokratis.Â
Program studi yang saya tekuni, Sejarah Seni Rupa dan Kajian Film, masih belum populer diajarkan di perguruan tinggi di Indonesia, sehingga membuka berbagai komponen pembanding di masa mendatang. Ranah Seni Rupa Indonesia membutuhkan periset dan akademisi seni yang berkualifikasi karena Seni Rupa Indonesia tengah berkembang, baik dalam festival dan pameran seni rupa kontemporer ataupun pasar seni rupa internasional. Selain itu, dengan beragam kegiatan mahasiswa internasional di Jena saya juga dapat mengaktualisasikan diri dengan isu-isu internasional seperti pengungsi perang, penanggulangan becana alam, dan perkembangan teknologi informasi dan media. Senat mahasiswa dan komunitas mahasiswa di Friedrich-Schiller-Universität Jena mengorganisasi pelbagai kegiatan yang mengajak mahasiswa untuk kritis dan peka terhadap isu global.
Bagaimana Mendaftar pada Program Beasiswa Unggulan?
Mengenai proses mengurus beasiswa dari Program Beasiswa Unggulan S2 bisa dikatakan panjang, namun bukan berati sulit. Mahasiswa yang berminat, sebaiknya sudah menerima surat penerimaan studi dari universitas di luar negeri, bisa melihat persayaratan, kelengkapan berkas, serta tenggat waktu pada laman Beasiswa Unggulan di http://beasiswaunggulan.kemdikbud.go.id/kontak. Laman ini memiliki wajah baru yang ramah pengguna dan informasi yang disajikan juga lengkap dan diperbaharui. Selain itu perlu diperhatikan juga persyaratan bahasa yang dibutuhkan untuk berkuliah di universitas di luar negeri.Â
Selain TOEFL, universitas tertentu (dapat) meminta bukti kompetensi bahasa bila perkuliahan dilaksanakan dalam bahasa asing lain selain Bahasa Inggris. Setalah menyiapkan dokumen- dokumen (baik asli dan salinan) yang dibutuhkan, pelamar bisa datang ke Sekretariat Program Beasiswa Unggulan yang beralamat di gedung C Lantai 6 Jalan Jenderal Sudirman. Gedungnya terletak strategis di dekat Gelora Bung Karno. Akses menuju gedung ini dapat menggunakan kendaraan umum atau kendaraan pribadi. Untuk menghindari macet saya menggunakan moda transportasi umum dan berjalan kaki sekitar 10 menit dari halte bis Gelora Bung Karno. Saat tiba di Gedung C bisa menyampaikan pada penerima tamu bahwa ingin menyerahkan dokumen ke Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri. Biro ini bernaung di bawah Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Waktu menunggu relatif tidak lama dan akan ada petugas yang menerima dokumen serta mengecek kelengkapan berkas. Jika ada hal-hal yang belum jelas mengenai dokumen atau prosedur bisa ditanyakan langsung kepada petugas. Pengalaman saya, petugas di Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri termasuk responsif dan akomodatif dalam menjawab pertanyaan dan memberikan inforamasi.Â
Namun hal penting lainnya adalah perlunya kesadaran pribadi untuk tertib admistrasi dan mengetahui tenggat waktu karena Biro ini juga mengurus ratusan pelamar beasiswa. Hal lainnya yang membuat saya terkesan adalah transparansi pemotongan pajak ketika menerima beasiswa ini, karena penerima diminta untuk melampirkan NPWP pada saat penandatangan berita acara. Langkah ini termasuk baik menurut hemat saya dalam memantau pendistribusian dana bantuan akademik kepada masyarakat serta peratnaggunjawaban pajaknya.