Mohon tunggu...
Maria Happy Liani
Maria Happy Liani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Gadjah Mada

sebuah anugerah salah satunya adalah musik tercipta di dunia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Mengenal Tumbuhan pada Sumbu Filosofis Yogyakarta Sejak Usia Dini

27 Mei 2024   03:10 Diperbarui: 27 Mei 2024   03:22 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Memahami dan mempelajari budaya sejarah sejak usia dini memiliki beberapa manfaat yang sangat penting, antara lain yait membangun identitas dan jati diri, memahami budaya sejarah membantu anak-anak membangun identitas mereka sendiri serta menemukan tempat mereka dalam dunia. Mereka dapat merasa terhubung dengan akar budaya mereka dan memahami asal-usul serta nilai-nilai yang membentuknya. Kemudian untuk menghargai keanekaragaman, pembelajaran tentang budaya sejarah membuka pemahaman anak-anak tentang keanekaragaman manusia. Mereka akan memahami bahwa ada beragam cara hidup, keyakinan, dan tradisi di dunia, dan ini penting untuk dipelajari dan dihargai. Selanjutnua, pemahaman terhadap dunia, memahami budaya sejarah membantu anak-anak memahami dunia di sekitar mereka dengan lebih baik. Mereka akan belajar tentang sejarah politik, ekonomi, sosial, dan budaya, yang semuanya merupakan bagian penting dari konteks global saat ini. Selanjutnya, pengembangan kemampuan analitis dan kritis, pembelajaran tentang budaya sejarah melibatkan pemikiran kritis dan analitis. Anak-anak akan belajar untuk menafsirkan informasi, memahami perspektif yang berbeda, dan mengevaluasi berbagai sumber informasi.

Kemudian juga sangat baik untuk menghargai warisan budaya, melalui pemahaman tentang budaya sejarah, anak-anak akan belajar untuk menghargai dan melestarikan warisan budaya mereka. Mereka akan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam warisan budaya dan pentingnya menjaga dan melestarikannya untuk generasi mendatang. Mendorong toleransi dan pemahaman antarbudaya, pembelajaran tentang budaya sejarah juga membantu dalam membangun toleransi dan pemahaman antarbudaya. Anak-anak akan belajar untuk menghargai perbedaan dan membangun hubungan yang harmonis dengan orang-orang dari latar belakang budaya yang berbeda. Selanjutnya untuk pemahaman terhadap perubahan dan kontinuitas, melalui studi sejarah, anak-anak akan belajar tentang perubahan dan kontinuitas dalam masyarakat. Mereka akan memahami bagaimana peristiwa masa lalu memengaruhi dunia saat ini dan bagaimana masa depan dapat dipengaruhi oleh tindakan mereka sendiri.

Oleh sebab itu dengan diketahui pentingnya mempelajari sejarah dan budaya yang ada, maka KKN-PPM UGM Kraton Periode 1 tahun 2024 khususnya Sub-unit 1 Patehan yang dibimbing oleh Dosen Pembimbing Lapangan Bapak Ir. Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D., IPU., mengangkat program kaderisasi dan penyuluhan mengenai tanaman yang tumbuh pada sumbu filosofis Yogyakarta yang dilakukan pada 30 April 2024 lalu serta diikuti dengan antusiasme yang tinggi oleh siswa-siswi kelas 4 SDN Keputran A. Dengan demikian, mempelajari budaya sejarah sejak usia dini bukan hanya tentang memahami masa lalu, tetapi juga tentang membentuk pemahaman yang lebih baik tentang dunia saat ini dan mempersiapkan anak-anak untuk masa depan yang lebih inklusif dan berbudaya.

Pada sumbu filosofis atau garis imajiner kraton Yogyakarta, terdapat beberapa tanaman yang memiliki makna dan simbolik yang dalam dalam budaya Jawa. Beberapa tanaman tersebut termasuk:

  1. Pohon Beringin (Ficus benjamina)Beringin seringkali dianggap sebagai pohon suci dalam budaya Jawa, karena diyakini sebagai tempat tinggal roh leluhur. Pohon beringin sering ditemukan di sekitar kraton atau istana Jawa sebagai simbol kekuatan spiritual dan keturunan.

  2. Kemuning (Murraya paniculata)Kemuning adalah tanaman yang sering dihubungkan dengan kecantikan dan kemurnian. Di kraton Yogyakarta, kemuning sering digunakan dalam upacara-upacara adat atau sebagai hiasan di sekitar istana.

  3. Melati (Jasminum sambac)Melati adalah bunga nasional Indonesia dan memiliki makna yang dalam dalam budaya Jawa. Bunga melati sering dihubungkan dengan keharuman, keanggunan, dan keindahan. Di kraton Yogyakarta, melati sering digunakan dalam upacara-upacara keagamaan dan upacara kerajaan.

  4. Kacapiring (Gardenia augusta)Kacapiring adalah tanaman yang memiliki bunga yang harum dan indah. Dalam budaya Jawa, kacapiring sering dihubungkan dengan kecantikan dan kesucian. Tanaman ini juga sering digunakan dalam upacara-upacara adat di kraton Yogyakarta.

  5. Pohon Wijaya Kusuma (Epiphyllum oxypetalum)Wijaya kusuma adalah tanaman yang memiliki bunga yang sangat indah dan harum. Bunga ini sering dihubungkan dengan kesempurnaan dan keabadian. Di kraton Yogyakarta, wijaya kusuma sering digunakan dalam upacara-upacara istana atau sebagai hiasan di sekitar kompleks istana.

Tanaman-tanaman ini tidak hanya dianggap sebagai tumbuhan biasa, tetapi juga memiliki makna yang dalam dalam konteks budaya dan spiritualitas Jawa. Keberadaan dan pemakaian tanaman-tanaman ini di sekitar kraton Yogyakarta mencerminkan kebijaksanaan lokal dan kearifan budaya yang telah dilestarikan selama berabad-abad. Selain tanaman yang disebut di atas masih ada banyak lagi tanaman yang bermakna filosofis yang ada pada sumbu filosofis Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun