Mohon tunggu...
Maria Happy Liani
Maria Happy Liani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Gadjah Mada

sebuah anugerah salah satunya adalah musik tercipta di dunia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Filosofi Kembang Setaman, Salah Satu Bagian Budaya Jawa yang Jarang Diketahui Orang Banyak

18 Mei 2024   02:33 Diperbarui: 20 Mei 2024   00:46 2740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Budaya Jawa merupakan salah satu budaya yang sangat kaya di Nusantara, dalam budaya Jawa dikenalkan berbagai macam kebiasaan berupa adat istiadat termasuk seni budaya khas Jawa. Selain terkenal akan wayang kulit, keris, batik, dan juga gamelan, ternyata dalam perjalanannya budaya Jawa memiliki berbagai macam upacara adat seperti Upacara Ruwatan, Upacara Padusan, Upacara Tedak Siten, dan juga berbagai upacara adat Jawa lainnya. 

Saat melakukan kegiatan upacara adat tersebut, umumnya masyarakat Jawa memiliki properti pelengkap yang keberadaannya cukup penting jika dilihat dari segi filosofis dan kesakralan acara yang sedang dilaksanakan. Kehadiran dari properti pelengkap tersebut dianggap memiliki kepentingan sebagai penunjuang kesakralan upacara dan juga apabila dilihat dari segi filosofis, ternyata memiliki nilai luhur yang tinggi. Upacara adat di Jawa sering kali melibatkan berbagai properti yang memiliki nilai simbolis dan penting dalam pelaksanaannya.

Napak Tilas Kegiatan. Sumber: Dokumentasi Pribadi
Napak Tilas Kegiatan. Sumber: Dokumentasi Pribadi

Berikut adalah beberapa properti yang umumnya digunakan dalam upacara adat di Jawa, antara lain yaitu sarana upacara yang berupa ruang atau tempat yang digunakan untuk melaksanakan upacara. Ini bisa berupa pendopo, bangunan tradisional Jawa dengan atap yang tinggi dan terbuka di sisi-sisinya, atau tempat-tempat suci seperti pura atau candi, tergantung pada jenis upacara yang dilakukan. Kemudian terdapat sesaji, yaitu persembahan berupa makanan, minuman, bunga, dupa, dan berbagai benda lainnya yang dipersembahkan kepada roh leluhur atau dewa dalam upacara. 

Sesaji ini biasanya diletakkan di atas tampah atau piring yang terbuat dari anyaman daun kelapa atau bambu. Kemudian terdapat tampah, yaitu wadah anyaman tradisional yang digunakan untuk meletakkan sesaji. Tampah sering kali terbuat dari anyaman daun kelapa atau bambu dan dihias dengan motif-motif tertentu sesuai dengan kepercayaan atau tradisi lokal. 

Properti komplementer yang umumnya digunakan untuk melengkapi upacara adat Jawa lainnya yaitu kain batik, alat musik tradisional penunjang musik langgam Jawa yaitu gamelan, sarana ibadah, dupa, dan juga bunga serta daun hiasan. Properti-properti ini memiliki peran penting dalam upacara adat di Jawa karena mereka tidak hanya menjadi bagian dari prosesi upacara, tetapi juga membawa makna simbolis dan spiritual yang mendalam bagi masyarakat Jawa.

Siswa-siswi mendengarkan penjelasan mengenai Kembang Setaman. Sumber: Dokumentasi KKN-PPM UGM Kraton
Siswa-siswi mendengarkan penjelasan mengenai Kembang Setaman. Sumber: Dokumentasi KKN-PPM UGM Kraton

Bunga dan daun sering digunakan sebagai hiasan dalam upacara adat. Mereka bisa digunakan untuk menghias altar, sarana upacara, atau tempat-tempat suci lainnya, dan sering kali dipilih berdasarkan makna simbolisnya. Apabila dilihat dari kebiasaan adat Jawa, bunga-bunga yang biasanya ada pada upacara adat Jawa ini memiliki istilah tersendiri yaitu "Kembang Setaman". Maria Happy Liani mahasiswi Agroindustri Universitas Gadjah Mada bersama dengan tim KKN-PPM UGM 2024 Patehan, Kraton, Yogyakarta mengajak siswa-siswi kelas 7A SMPN 16 Yogyakarta untuk mengenal Kembang Setaman tersebut pada 7 Mei 2024 lalu, Maria memaparkan bahwa "Kembang Setaman merupakan bunga yang sering kali ada pada upacara adat Jawa, di dalamnya terdapat beberapa macam bunga yaitu mawar merah, mawar putih, bunga kantil, melati, kenanga, dan daun pandan yang seringkali beralaskan daun pisang". Ternyata keberadaan Kembang Setaman sendiri tidak hanya sebagai pelengkap dalam upacara adat di Jawa, namun juga memilki pandangan filofosisnya yaitu sebagai harapan agar kebaikan para leluhur hendaknya senantiasa tumbuh dan mewangi seiring berjalannya waktu seperti aroma Kembang Setaman tersebut dimana bunga-bunga di dalamnya memiliki aroma yang begitu sedap. Hendaknya dengan acara diskusi bersama di SMPN 16 Yogyakarta ini generasi muda dapat lebih mengenal filosofi dari Kembang Setaman ini yang jarang dibahas di khalayak umum. Salah satu siswi kelas 7A yaitu Verisha menuturkan bahwa "Sekarang saya jadi tau bahwa bunga-bunga yang sering ada di upacara Jawa seperti Sekaten dan Nyadran itu namanya Kembang Setaman dan ternyata ada maknanya juga, hehe" dengan ini, dapat diketahui bahwa sesederhana sebuah makna dari hal itu merupakan hal yang sangat baik untuk dibagikan kepada generasi penerus khususnya Gen Z. 

Antusiasme kelas 7A mengikuti jalannya acara. Sumber: Dokumentasi Pribadi Maria Happy Liani
Antusiasme kelas 7A mengikuti jalannya acara. Sumber: Dokumentasi Pribadi Maria Happy Liani

Apabila ingin mengetahui kegiatan terkini dan keseruan aktivitas KKN-PPM UGM Kraton 2024 lainnya, silakan akses kami melalui laman Instagram kami pada tautan di berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun