Industri buket rumahan kini mulai banyak diminati banyak orang, selain bentuknya yang indah, buket juga dapat dikreasikan dengan banyak barang yang tak hanya indah tetapi juga memiliki nilai fungsional. Keberadaan hasil karya buket kini menjadi alternative hadiah dan hantaran bagi masyarakat. Sehingga industri rumahan pembuatan buket ini dapat memiliki nilai jual yang tinggi. Barang bekas seperti kardus, koran, dan kertas-kertas sering dihasilkan oleh pelajar dan mahasiswa karena seringnya mengerjakan tugas-tugas sekolah atau tugas kuliah. Melihat situasi ini para mahasiswa PPG Prajabatan UPGRIS mencoba untuk mengkreasikan beberapa barang bekas yang ada di sekitarnya untuk dijadikan buket. Mahasiswa PPG Prajabatan UPGRIS bersama dengan Rotary Semarang Lawang Sewu mengajak para santri di Pondok Pesantren Asshodiqiyah untuk ikut membuat buket bersama sekaligus bagaimana cara memasarkannya.
Sosialisasi pelatihan pembuatan buket ini dihadiri oleh 17 santri, 1 pengurus Pondok Pesantren, dan 10 mahasiswa PPG Prajabatan UPGRIS. Ustadzah Vega selaku pengurus Pondok Pesantren Asshodiqiyah memaparkan bahwa kegiatan sosialisasi ini adalah kegiatan yang memiliki banyak manfaat bagi para santri untuk mengembangkan ketrampilan mereka, dan sebagai bekal mereka untuk terjun di masyarakat nantinya. Setelah diajarkan membuat buket, para santri diajarkan pula cara memasarkan buket hasil karya mereka melalui platform instagram bersama dengan Rindu, salah satu tim marketing dari @pisangtandukkuseleramu.
Dengan diadakan kegiatan sosialisasi ini, harapannya para santri Pondok Pesantren Asshodiqiyah Semarang dapat memiliki ketrampilan baru yaitu membuat buket yang kini mulai dilirik oleh masyarakat untuk menjadi alternatif hadiah. Selain itu, semangat ini juga dapat menjadi motivasi bagi para remaja yang lain agar tetap terus produktif dalam mengembangkan diri, menjaga kelestarian lingkungan dan berkesempatan menjadi  peluang usaha dan aliran berkat bagi banyak orang