Sepasang kabel menandakan earphone terpasang dikedua telinga Rio. Entah apa maksudnya, karena tak nampak sedang mendengarkan lagu. Matanya  fokus tertuju pada layar gawai berukuran 5 inci  sementara tangan kanan sibuk bergerak. Terkadang sekadar mengusap permukaan layar, kali lain sibuk mengetik. Secangkir kopi dengan campuran krimer baru seteguk dinikmatinya. Ah, rupanya Rio sedang berkomunikasi dengan pelanggannya.
Sungguh beruntung generasi yang hidup dijaman millennium. Internet menghilangkan jarak dan waktu tempuh. Hanya bermodalkan ponsel pintar dan koneksi internet, apapun kebutuhanmu tersedia. Internet juga memuluskan jalan penggunanya untuk berwiraniaga. Rio yang pemalu berubah menjadi penuh percaya diri ketika melalui e-commerce, Â satu persatu barang jualannya laku terjual. Nyaris tanpa modal, Rio memenuhi toko onlinenya dengan kebutuhan pendaki gunung.
Tidak hanya Rio, Bimo adiknya nampak serius menatap gawai dengan layar 4,5 inci miliknya. Setelah diperhatikan dengan seksama, ternyata dia tengah memperdalam bahasa asing. Â Bimo sedang menyiapkan diri untuk mengikuti wawancara kerja di sebuah perusahaan multi nasional. Mulutnya komat-kamit sambil sesekali memeriksa gawai lainnya yang sedang mengunduh aplikasi lowongan kerja.
Samuel Abrijani Pangerapan selaku Direktur Jendral Aplikasi Informatika (Aptika) Â Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), memperkirakan hingga akhir tahun 2016 jumlah pengguna internet di Indonesia sebanyak 132,7 juta jiwa dari total populasi penduduk Indonesia sebanyak 256,2 juta.
Angka tersebut memperlihatkan bahwa teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi kebutuhan utama. Pemerintah, menurut Samuel memiliki program inisiatif yang ditargetkan tercapai pada tahun 2020 guna menjadikan Indonesia sebagai negara ekonomi digital. Mulai dari mencetak 1.000 technopreneur, 1 juta petani dan nelayan Go Digital, 8 juta UMKM Go Digital dan 187 desa broadbandterpadu.
Sungguh melegakan bahwa pemerintah mendorong petani serta nelayan memasuki ekosistem digital. Sebagai pelaku perekonomian yang memasok kebutuhan pangan, petani dan nelayan akan mendapat data akurat yang dibutuhkan untuk memasuki masa panen bagi petani dan pergi melaut untuk nelayan. Fasilitas lain yang dibutuhkan adalah asuransi indeks iklim yang bertujuan melindungi petani dari kemungkinan gagal panen dengan mengasuransikan parameter iklim yang disepakati. Karena gagal panen berdampak langsung pada kenaikan harga dan terjadinya inflasi.
Jika petani seharusnya memperoleh proteksi asuransi indeks iklim, bagaimana pelaku perekonomian lain dan aspek kehidupan lain? Sakit, kecelakaan dan kematian merupakan keniscayaan. Sayangnya  tingkat utilitas asuransi  atau penggunaan produk asuransi oleh masyarakat Indonesia baru mencapai  11, 81 persen. (Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2016).
Rio (25 tahun) dan Bimo (23 tahun) merupakan partikel kecil dari generasi Z atau generasi yang melek internet sejak dini. Mereka hidup dalam kualitas lingkungan yang semakin memburuk, pola dan gaya hidup  berubah yang mengakibatkan menurunnya kekebalan tubuh serta mengundang beragam penyakit.
Memahami kebutuhan masyarakat Indonesia melek internet  akan proteksi, Salim Group menghadirkan  Jaga Diri melalui Central Asia Financial (CAF), suatu layanan asuransi dengan inovasi mobile apps dan website, yang menawarkan kenyamanan. Nyaman karena melalui fitur-fitur online yang disediakan,  pelanggan bisa mempelajari sendiri dan memilih perlindungan yang sesuai untuk mendapat manfaat instan dan langsung ( Instant Protection), jaminan penerimaan klaim (Claim Certanty Process), serta biaya ringan dan transparan (Best Transparent Price)
Contohnya ketika mencari solusi proteksi bagi kesehatan, Rio  mencentang lajang, tidak ada tanggungan dan membutuhkan proteksi kesehatan, maka akan muncul rekomendasi Jaga Sehat Plus dan Jaga Sehat DBD. Jaga Sehat DBD merupakan proteksi terhadap penyakit Demam Berdarah dengan premi murah, hanya Rp 10.000 untuk periode pertanggungan 90 hari. Lebih murah dibanding semangkuk bakso. Peserta akan mendapat santunan rumah sakit Rp 1.000.000 selama periode pertanggungan atau santunan Rp 2.000.000 jika meninggal dunia karena sakit demam berdarah.