[caption id="attachment_143476" align="aligncenter" width="300" caption="Pak Sariban"][/caption]
Obama, SBY dan Aa Gym , 3 tokoh ternama, 3 tokoh yang terkenal dengan kalimat ampuhnya.
“Yes, we can ! “ teriak Obama, “Bersama Kita Bisa !” seru SBY dan Aa Gym dengan gaya khasnya mengajak perubahan : “ Mulai dari Diri Sendiri, Mulai dari yang Terkecil dan Mulai Hari Ini !”
Sedangkan Pak Sariban ? Dia memberi contoh ! Bagi masyarakat Bandung, apalagi yang berdomisili sekitar jalan Pahlawan pasti mengenal pak Sariban. Setiap hari dia “berdinas” diseputar jalan Pahlawan, Bandung karena bertekad membuat proyek percontohan bahwa jalan umum bisa asri, bebas sampah, air selokan mengalir jernih dan teduh oleh pepohonan.
“Mimpi kaleeee!!!”, mungkin begitulah komentar banyak orang. Komentar yang sudah lama tidak dipedulikan oleh pak Sariban. Seperti juga ejekan orang-orang yang menganggapnya “tidak waras” karena memunguti sampah demi sampah, membersihkanjalan demi jalan yang dilaluinya dengan sepeda dinasnya, hingga akhirnya pak Sariban berlabuh dan menetapkan jalan Pahlawan (depan Makam Pahlawan) Bandung sebagai “pilot project”.
Apa korelasinya pak Sariban dengan Obama, SBY dan Aa Gym ?
Obama hanya menjanjikan pembangunan berkelanjutan, mengkampanyekan perubahan lingkungan , tapi sebagai negara emitter karbondioksida terbesar di dunia teriakannya bagai gaung di ruang kosong (atau belum terlaksana ? Kita tunggu aksinya, walau semangat perubahan lingkungan sebetulnya sudah lama di dengungkan dan dilaksanakan warga Amerika Serikat).
Bagaimana dengan SBY ? Dengan semangat “Bersama Kita Bisa”, harusnya perubahan lingkungan dapat berjalan lebih cepat dan signifikan. Tetapi tahukah SBY bahwa Kementrian Lingkungan Hidupnya belum menyelesaikan tugasnya merumuskan dan menetapkan PP (Peraturan Pemerintah) menyangkut Lingkungan Hidup khususnya Pengelolaan Sampah ? Padahal menurut Prof. Dr. Asep Warlan Yusuf, SH.,MH.(Bandung,12 Mei 2010) tenggat waktunya adalah April 2010. Sehingga penetapan Perdapun terlambat dilaksanakan.
Selain itu pasti kita belum lupa ketika energy alternatif ramai dibicarakan. Berhektar-hektar lahan ditanami pohon jarak, bahan baku biodiesel, energy alternatif yang paling murah pada saat itu. Tenaga dari LIPI pun dikerahkan dan dibiayai untuk membuat mesinnya. Akhir cerita ? Petani marah dan menebangi pohon jarak karena ketika panen,buah jaraknya tidak ada yang membeli !
Aa Gym ? Jelas dia tidak punya kekuasaan untuk mengajak setiap unsur masyarakat untuk bersatu dan membuat perubahan.. Tapi 3 Mnya banyak mengilhami narasumber di seminar-seminar yang ingin mengajak para peserta membuat perubahan dengan Mulai Dari Sendiri, Mulai Dari yang Terkecil dan Mulai Hari Ini. Walau kalau boleh berandai-andai betapa dahsyatnya pengaruh Aa Gym sebelum poligami yang menghebohkan itu. Semua mata ibu-ibu tertuju pada Aa Gym (demikian pula sang Bapak, karena tausiah Aa Gym sungguh menentramkan). Dan kekuatan ibu rumah tangga yang bergerak bersama-sama sungguh tidak dapat diremehkan. Bayangkan apabila mereka bersatu karena idolanya (Aa Gym) mengajak untuk memisah sampah. Mengkompos sampah organik dan mengurangi pemakaian tas plastik (kresek). Pasti tidak akan terjadi “Bandung Lautan Sampah”, tragedy yang pasti akan diingat anak cucu karena pengaruhnya sedahsyat “Bandung Lautan Api” . Sepertinya hanya menunggu waktu hingga salahseorang seniman membuat lagu tentang Bandung Lautan Sampah, dengan tujuan kejadian yang sama tidak terulang.
Dan pak Sariban seolah tidak peduli dengan semua slogan dan ajakan untuk perubahan itu. Karena pak Sariban meyakini bahwa perubahan tidak berarti apabila hanya berbentuk ucapan, tetapi harus ada tindakan nyata. Dia mulai dari yang terkecil, yang dia mampu. Yaitu membersihkan rumput dari sampah , mengorek dan membuang lumut yang menghuni saluran air kecil seputar jalan Pahlawan . Selebihnya dia hanya sanggup berharap bahwa perubahan dan aksi juga dilakukan oleh orang-orang sekitarnya. Karena tidak mungkin dia bekerja sendirian membersihkan saluran air yang lebih besar dan curam serta kotor oleh sampah.
Jadi, kapan kita mengikuti jejaknya ?
[caption id="attachment_144180" align="alignnone" width="300" caption="(saluran curam dan kotor dibelakang area p. Sariban)"][/caption]
[caption id="attachment_144185" align="alignnone" width="225" caption="(hasil kerja keras pak sariban)"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H