"Jualan lewat internet saja pak," kata saya untuk kesekian kalinya. Pak Aep, penjual camilan kering yang saya ajak untuk mengganti cara berjualan, dari  konservatif ke internet marketing, hanya manggut-manggut.
Sehari-hari, dengan bermodalkan sepeda motor, Pak Aep berkeliling menelusuri jalan-jalan di perumahan untuk menjajakan jualannya, seperti keripik singkong, keripik tempe dan snack/camilan kering lainnya.
Hasilnya lumayan, 5-6 ball camilan kering ludes dalam 1-2 hari saja. Namun itu dulu, sebelum pandemi Covid-19 menerjang dan mengganggu ketenteraman masyarakat Indonesia.
Omzet penjualan Pak Aep menurun drastis. Bahkan walau portal-portal perumahan yang dulu digembok, sekarang sudah dibuka, omzet penjualan Pak Aep belum kembali normal. Ditambah cuaca tak menentu yang kerap membuat kesehatannya terganggu, maka lengkap sudah kesulitan yang dialami Pak Aep.
"Modal sering terpaksa dipakai, neng. Habis mau gimana lagi, uang untuk berobat kan gak bisa ditunda. Uang sekolah anak-anak juga gak bisa dicicil, " keluh Pak Aep.
Keluhan Pak Aep khas keluhan pelaku UMKM banget ya? Uang berputar di tangannya tanpa pernah sempat ditabung. Keuntungan atau selisih antara penjualan dan pembelian per harinya, habis digunakan untuk kebutuhan keluarga sehari-hari.
Itupun jika mendapat laba, sebab seperti dikatakan Pak Aep, akhir-akhir ini dia lebih sering mengalami kerugian, sehingga terpaksa menggunakan modalnya untuk berbagai kebutuhan.
Karena itu saya menyarankan Pak Aep untuk meninggalkan cara lama dan beralih ke internet marketing. Caranya dengan membuka akun jualan di market place atau pasar online. Sambil menunggu jualannya laris di pasar online, Pak Aep bisa tetap melangsungkan berjualan offline.
Apa sih yang dimaksud internet marketing? Apa bedanya dengan digital marketing?
Secara sederhana internet marketing merupakan cara pemasaran dengan menggunakan internet, sedangkan digital marketing bisa berlangsung tanpa koneksi internet.