Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Freelancer - Volunteer Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Gemerlap FFB 2019, Mengurai Makna Konsistensi dan Prestasi

29 November 2019   08:18 Diperbarui: 29 November 2019   10:03 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: jabar.tribunnews.com

Bisa jadi ada banyak film karya bangsa maupun mancanegara yang patut dipuji. Demikian kurang lebih tanggung jawab regu pengamat dalam membantu masyarakat meningkatkan pemahaman dan memberi aspirasi.

Beberapa hal yang menjadi penilaian sehingga karya tersebut patut diberi penghargaan terpuji, antara lain:

  • Segi punca atau tajuk (theme)
  • Segi maksud (lir, lid)
  • Segi gagasan
  • Segi cipta atau reka
  • Segi keaslian atau kejatian (originality)
  • Segi kebaruan dan kemantapan (consistency)

Hal-hal pokok tersebut harus didukung oleh aneka rinci (suara, gerak, pencahayaan, tata gambar, peristiwa dsb), ricik (pakaian, kendaraan, perabot dan beragam benda lain, serta ajang (taman, pasar, kampung dll).

Namun yang harus digaris bawahi, film Indonesia harus bicara tentang Indonesia. Lengkap dengan permasalahannya, dan sosial budaya yang melatar belakangi.

dok. Maria G Soemitro
dok. Maria G Soemitro

Esensi Konsistensi

Setelah 7 tahun disiarkan langsung oleh televisi nasional, SCTV, acara akbar FFB 2019  diliput oleh Televisi Republik (TVRI). Sebuah festival daerah yang telah menasional. Event yang diselenggarakan penuh loyalitas dan konsistensi demi memberi apresiasi pemain film, sineas, produsen dan insan film.

Tak ada yang menduga, kegiatan sekelompok seniman, budayawan dan wartawan, yang awalnya diselenggarakan di rumah makan, di bioskop dan di hotel, akhirnya dihelat di panggung megah. Bertabur bintang film, penyanyi, dan dihadiri gubernur, para tokoh film, kalangan pers dan disaksikan langsung oleh masyarakat di seluruh Indonesia.

Seperti dikisahkan Eddy D. Iskandar, Prof. Dr. Sutardjo A. Wiramihardja (almarhum), pendiri FFB, berkaca-kaca ketika pertama kali memandang panggung megah. Buah loyalitas mengapresiasi prestasi para pegiat film. Tatkala banyak kalangan meragukan kebangkitan film Indonesia yang sempat mati suri, FFB dengan setia menggelar Festival Film Bandung. Tanpa jeda.

Karena mempercayai bahwa setiap hasil karya harus diapresiasi. Agar pelaku meningkatkan  kualitasnya. Tak heran, FFB tidak hanya mengapresiasi film layar lebar buatan dalam negeri, namun juga film manca negara, serta FTV dan sinetron.  

Untuk itu regu pengamat dengan seksama mengamati dan mendiskusikan seluruh film ,dan narafilm tersebut selama satu periode. Tepatnya sejak 1 September 2018 -- 31 Juli 2019 untuk film nasional dan film impor. Sedangkan serial TV dan FTV selama periode 2018 dan 2019 (Agustus).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun