Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Freelancer - Volunteer Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Lapisan Ozon dan Kepedulian Kita

16 September 2017   13:13 Diperbarui: 16 September 2017   17:30 1666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: http://www.noubelize.gov.bz

Seperti halnya global warming, menipisnya lapisan ozon masih menjadi kontroversi. Namun yang pasti manusia merasakan perubahan cuaca yang semakin tidak menetu. Penyakit ‘baru’ bermunculan. Menyerang manusia, hewan dan tumbuhan. Akibatnya hasil pertanian menjadi sulit dikendalikan. Perekonomian terganggu.

Penyebab situasi runyam acap timbul karena ulah manusia. Tak terelakkan. Industri selalu mencari celah bagi kenyamanan hidup manusia. Menawarkan solusi  instan  dan mudah. Contohnya gangguan nyamuk. Tak perlu lagi mencari minyak lavender, cukup ambil kaleng aerosol untuk menyemprot nyamuk dan kecoa, selesailah urusan.

Namun, selalu ada harga yang harus dibayar demi kenikmatan hidup.  Salah satunya penggunaan propelan chlorofluorokarbon (CFC) pada kaleng semprot. Walau jumlahnya relatif kecil di atmosfer (kurang dari 0,000001%), 'efek rumah kaca'yang dimiliki CFC sekitar 10.000 kali dibandingkan dengan karbon dioksida (CO2). Tak heran, CFC termasuk ke dalam Bahan Perusak Ozon (BPO), yang direkomendasikan untuk dikendalikan produksinya sebagai wujud kesepakatan Protokol Montreal pada tahun 1987.

Sepuluh tahun kemudian, tepatnya tahun 1997, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan tanggal 16 September sebagai International Ozone Day, sesuai dengan waktu penandatanganan Protokol Montreal.  Dengan tujuan mengajak masyarakat internasional untuk peduli terhadap lapisan perisai bumi ini.

Kerusakan lapisan ozon  terdeteksi pertama kali pada pertengahan tahun 1974, ketika para ahli dan peneliti dari Inggris yaitu British Antarctic Survey (BAS) mengumumkan lapisan ozon di atas Halley Bay, Antartika, menunjukkan adanya penipisan drastis akibat reaksi kimia klorin dan nitrogen. Dalam observasi tersebut tercatat bahwa penipisan yang terjadi mencapai sekitar 30-40 persen dalam satu dekade.

Apa yang terjadi jika lapisan ozon menipis. Kejadian buruk pastinya. Bumi dan seisinya akan  terkena radiasi ultraviolet (UV). Tidak hanya bercak-bercak kehitaman seperti yang ditakuti para perempuan tapi juga timbulnya ruam, penuaan dini dan kanker kulit.

sumber: http://www.noubelize.gov.bz
sumber: http://www.noubelize.gov.bz
 Juga kekebalan tubuh (imunosupresi) akan melemah sehingga tidak bisa menangkis serangan virus dan bakteri seefektif sebelumnya. Selain itu juga akan terjadi peningkatan katarak, kebutaan dan penyakit mata lainnya.

Tanaman dan sayuranpun akan mengalami gangguan jika terpapar radiasi UV yang berlebihan. Beras, gandum, wortel, kacang-kacangan dan sayuran seperti brokoli rentan terhadapp radiasi UV.  Akan terjadi penurunan proses pembenihan, pertumbuhan, pembungaan dan fotosintesis. Bisa ditebak kelanjutannya jika fotosistesis terganggu. Tentu saja supply oksigen bagi manusia akan terganggu pula.

Kehidupan hewan di darat dan di laut ikut terancam. Plankton yang termasuk rantai makanan kehidupan laut, sangat rentan terhadap radiasi UV. Populasi laut menjadi kacau. Peningkatan radiasi UV membuat hewan menderita seperti halnya manusia. Terlebih mahluk hidup di daerah kutub.

Tidak hanya mahluk hidup,  benda mati seperti kayu, plastik, kain dan karet akan terdegradasi lebih cepat. Hal ini membuat perekonomian kacau karena kalkulasi umur barang tidak akurat lagi.(sumber)

Walaupun terjadi polemik apakah letusan gunung berapi ikut menyumbang menipisnya ozon atau tidak, umumnya ahli sepakat bahwa unsur Klorin (CL) termasuk  salah satu zat utama yang turut bertanggung jawab.  Dikenal sebagai zat CFC (Chlorofluorocarbon, unsur ini secara luas digunakan sebagai cairan pendingin (refrigerant) pada freezer, lemari es, AC ruangan, dan mesin pendingin lainnya, kaleng semprot untuk pengharum ruangan, penyemprot rambut atau parfum, bahan pelarut, busa pengembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun