Sedang beranjangsana di Kota Bandung? Di bulan Ramadan ini jangan lewatkan kesempatan menikmati kuliner dadakan di sepanjang Kota Bandung. Dikatakan dadakan karena hanya dapat ditemui di bulan puasa. Bermodalkan meja seadanya mereka menggelar dagangan di sepanjang jalan-jalan strategis dan kawasan pemukiman.
Selain penjual dadakan, ada pula pedagang yang mengubah barang jualannya, menyesuaikan dengan minat pembeli. Pedagang ketupat tahu misalnya menjadi pedagang kolak. Sedangkan pedagang seblak di dekat pemukiman saya tinggal , mengganti dagangannya menjadi gorengan seperti tahu isi, bala-bala/bakwan, pisang goreng dan kroket.
Seperti apa kudapan yang mereka tawarkan? Cekidot.
“Siapa yang buka puasa dengan gorengan seperti saya”tanya AHY dalam salah caption Instagramnya ketika belum maju ke gelanggang pilkada DKI. Tentunya dengan tebar pesona ala AHY. Yang menarik ibu Ani Yudhoyono ikutan komen : “Jangan lupa minum air putih yang banyak”. Duh sweet memo ^^
Lha kok jadi ngomongin AHY dan memonya. Ghibah ngga ya? ^^ Tapi gorengan memang menarik untuk dibahas. Beberapa status di facebook memuji komoditas ini laris manis tanjung kimpul, membuat saya mulai memperhatikan jualan yang menurut saya biasa-biasa saja, hingga bertemu penjual gorengan yang menyertakan sambal kacang.
“Cuma di bulan puasa saya menjual ini”, kata si teteh penjual gorengan yang dibantu suaminya. Di hari biasa, dia menjual nasi kuning. Sedangkan khusus bulan Ramadan, dia berjualan kolak, asinan dan gorengan bersambal.
Apa saja jenis gorengan yang dijualnya? Banyak sekali, ada pisang goreng, tahu goreng, tempe goreng, cireng dan bala-bala. Selain pisang goreng, semua gorengan boleh dicocol dulu ke sambal kacang sebelum dinikmati, dan rasanya sungguh berubah. Hummm …. yummyyyy
Walau merupakan daaerah asal rujak, jarang sekali menemukan penjual asinan sayuran di Kota Bandung. Tidak demikian halnya di bulan Ramadan, hampir di setiap pelosok ada penjual asinan. Bermacam sayuran seperti kol, mentimun dan buah-buahan (jambu, nenas, bengkuang) diserut atau diiris tipis-tipis kemudian direndam dalam larutan asam jawa, gula merah, cabai, cabai rawit dan kacang tanah goreng yang telah digerus.
Disajikan dengan taburan kacang merah. Rasanya? Asam, manis dan pedas yang menyegarkan, terlebih jika disimpan dulu di lemari es. Sayangnya kebanyakan penjual membuat asinan secara dadakan, tidak dibuat dulu sehari sebelumnya dan masuk lemari pendingin. Alasannya karena ingin menyajikan asinan yang fresh, juga lemari es mereka tidak mampu menampung asinan yang demikian banyak.