Selintas, bangunan kantor di jalan Cipaganti 138 Bandung itu sama saja dengan bangunan lainnya. Namun ketika memasukinya nampak perbedaan yang nyata.  Ruangan-ruangan dengan ornamen khas heritage berpadu dengan meja kursi rotan yang didesain khusus, disempurnakan gantungan lampu  ciamik terbuat dari resin, sungguh memanjakan mata. Penghuninya akan nyaman bekerja disini karena lampu penerangan dirancang khusus bagi mereka yang harus menyelam melalui peralatan kontemporer ke dalam dunia tempat menggodok ide, atau berbincang dengan penghuni lain.
Bangunan tersebut merupakan co-working space,  bernama Co & Co Workshare supported Bank BRI karena mendapat dukungan penuh Bank BRI. Diresmikan  10 November 2016, bertepatan dengan  hari Pahlawan oleh Direktur Konsumer Bank BRI, Sis Apik Wijayanto, Walikota Bandung, Ridwan Kamil yang diwakili Kepala Bagian Perekonomian, Lusi Lesminingwati dan Direktur Co & Co, Andi Saptari.
Pengertian co-working space kurang lebih merupakan kantor bersama  bagi mereka yang membutuhkan  lingkungan kondusif untuk berkreasi. Dapat disewa per jam, per bulan atau per tahun. merupakan Co-working space kedua setelah yang pertama yaitu Co & Co Space di jalan Dipati Ukur nomor 5 Bandung.
Tak dapat dipungkiri, Â keberadaan co-working space sangat membantu tumbuh dan berkembangnya pelaku industri kreatif, khususnya startup.Startup, genre baru dunia bisnis memiliki karakter yang khas, yaitu berusia kurang dari 3 tahun sehingga masih dalam tahap berkembang. Jumlah pegawai kurang dari 20 orang. Penghasilan kurang dari $ 100.000 per tahun. Mereka umumnya beroperasi dalam bidang teknologi dengan produk berupa aplikasi dalam bentuk digital serta biasanya beroperasi melalui website.
Kelemahan bisnis startup dibanding bisnis konvensional yaitu tidak bankable. Jika bisnis konvensional memiliki sederet stok barang  dan asset yang bisa dinilai secara kasat mata, tidak demikian halnya dengan bisnis startup yang berupa ide dan rangkaian coding.
Bank BRI yang selama ini konsisten mendukung  UMKM, kini mendorong kemajuan industri kreatif, dengan memberi wadah agar pelakunya dapat memaksimalkan potensi. Tentu bukan tanpa pertimbangan, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai tambah dari industri kreatif sebesar Rp 641,8 triliun atau 7 persen dari PDB (produk domestik bruto) nasional serta menciptakan 11,8 juta lapangan pekerjaan. Jumlah yang akan terus bertambah seiring metamorphosis dari ekonomi sebelumnya yaitu ekonomi  informasi , ekonomi industri dan ekonomi pertanian.
Seperti diungkap di awal, adanya co-working space yang cozy (nyaman)  dimaksudkan agar pelaku bisnis kreatif lebih produktif karena mendapatkan  atsmosfer kerja yang positif, bisa dilihat dari desain ruangan yang memang ditujukan untuk mengeksplorasi ide, gagasan, mendapat input dari pebisnis lain dan menuangkannya dalam karya.