Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Freelancer - Volunteer Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

(Fiksi Kuliner) Asal Mula The Three Musketeers

9 Juni 2016   05:17 Diperbarui: 9 Juni 2016   10:05 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada jaman dahulu kala, hiduplah seorang putri yang cantik molek di suatu negara bernama Kerajaan Pisang. Dinamakan Kerajaan Pisang karena negara ini penghasil pisang nomor satu di dunia. Setiap harinya ribuan kontainer pisang diekspor ke negara lain, menyebabkan Sang Raja sangat sibuk menghitung upeti. Satu kontainer berarti satu kotak upeti.

Berbeda dengan Raja, ibunda Putri Pisang, Sang Ratu asyik berbelanja. Kesukaannya pelesir keseluruh penjuru dunia, menghabiskan koin emas untuk membeli mantel bulu cerpelai dan intan permata. Putripun kesepian.

Tak tahan menanggung duka karena kesepian, sang putri sakit. Tiba-tiba dia merasa malas makan. Jus pisang kesukaannya sama sekali tak disentuh. Nugget pisang yang biasanya disantap dengan lahap, membuatnya mual kemudian dimuntahkan.

Akibat tak ada sebutirpun makanan yang masuk keperutnya, raga Sang Putri melemah. Tubuh moleknya mulai menyusut. Wajah putih pualamnya berubah menjadi pucat bak tak berdarah. Warna merona dari bibir merahnya berganti bilur kebiruan pertanda cairan ditubuhnya mulai surut.

Kondisi Sang Putri akhirnya terdengar ke telinga Sang Raja. Bersama dengan Sang Ratu bergegas ia menengok Sang Putri dan keduanya tertunduk dalam sesal. Penyesalan yang selalu datang terlambat. Betapa lamanya mereka menelantarkan putri kesayangan hingga sakitnya sang cahaya hati baru diketahui begitu lambat.

Segera Sang Raja memanggil ahli pengobatan dari seluruh pelosok negara. Dan seperti diduga merekapun tak mampu. Karena tabib istana telah angkat tangan gagal mengobati sakit Sang Putri. Cairan beras kencur, brotowali dan ekstrak mengkudu hanya membuat perut Sang Putri bergejolak dan memuntahkan isinya. Sakit Sang Putri bertambah parah.

Bingung melihat kondisi putrinya yang semakin menyedihkan, akhirnya Sang Raja mengeluarkan maklumat: “Siapa yang sanggup mengobati Sang Putri, jika dia adalah laki-laki dan masih bujang maka akan menjadi suami Sang Putri. Jika dia seorang bujang perempuan akan menjadi saudara perempuannya. Sedangkan jika yang menyembuhkan adalah laki-laki atau perempuan tua maka akan mendapat hadiah mas intan permata serta sebuah istana peristirahatan milik kerajaan.

***

Senja mulai tenggelam. Sang Putri terbangun dari tidur panjangnya. Akibat kelelahan memuntahkan isi perut, rupanya dia tertidur lama. Matanya sayu menatap kearah taman, mencari bayang-bayang hari. Sayang, yang dilihatnya hanya dedaunan yang mulai berganti warna menjadi hitam kelam.

Tok ….. tok … tok … , suara ketukan lirih di pintu kamar membuatnya menoleh. Ah rupanya Bon-bon, anak pengurus istana bagian pengadaan makanan. Sejak kecil mereka berteman dan Bon-bon kerap membawakannya permen bon-bon sehingga Sang Putri memanggilnya Bon-bon. Lupa nama asli pemuda itu.

“Hai masuklah, ada apa?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun