Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Freelancer - Volunteer Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Bahagia Keluar dari Zona Nyaman

30 September 2015   09:11 Diperbarui: 30 September 2015   11:04 2305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13740927051500636460

Tanpa komunikasi dan berbagi ilmu maka kegiatan berubah menjemukan dan terhenti dengan sendirinya. Hasil kegiatan saya pribadi maupun bersama komunitas, saya bagikan dengan menulis di Kompasiana. Agar tercatat, sehingga memudahkan saya dan yang lainnya ketika membutuhkan data/informasi. Karena yakin bahwa sejatinya kerusakan lingkungan disebabkan ketidaktahuan dan ketidak pedulian yang berlangsung sistemik. Pemahaman melestarikan lingkungan hidup tidak kita peroleh sejak usia dini, baik di lingkungan keluarga maupun di sekolah. Oksigen dan karbondioksida hanya dimaknai sekedar kata yang tercantum dalam buku sekolah dan soal-soal ujian. Apalagi kata-kata membingungkan seperti global warming, gas rumah kaca dan kampanye menakutkan yang menyatakan bahwa plastik baru akan terdegradasi ribuan tahun kemudian. Kini, sekian tahun berlalu.

Masih hangat dalam ingatan, ketika saya sebagai layaknya ibu rumah tangga lainnya berbelanja bulanan sebanyak 2- 3 troli di supermarket. Belasan kantong plastik saya terima, umumnya hanya berumur sekian jam. Apalagi kantong plastik yang saya terima dari tukang sayur, dalam hitungan menit sudah berakhir di tong sampah. Apakah kala itu hidup saya lebih nyaman ? Karena sekarang saya harus melipat kembali reusable bag (tas pakai ulang) setiap selesai menggunakan dan menyimpannya baik-baik dalam tas bepergian. Dengan tegas saya bisa menjawab: "Tidak." Saya nyaman dengan perubahan gaya hidup saya.

Saya merasakan kebahagiaan yang tentu saja tidak bisa dikalkulasi apalagi diukur secara kuantitatif. Bahagia karena mampu mandiri sampah. Bahagia karena telah berbagi. Bahagia karena mendengar kicauan burung di pepohonan, Dan bahagia melihat secercah asa bahwa kerusakan lingkungan hidup tidak akan bertambah parah karena semakin banyak yang peduli. Semakin banyak agen perubahan yang menyumbangkan pikiran dalam bentuk tulisan atau turut serta sebagai partisipan kampanye lingkungan. Sekecil apapun peran perubahan yang dikerjakan pasti akan berdampak. Dan saya bahagia menjadi bagian perubahan tersebut.

**Maria G. Soemitro**

Catatan : tahun 2012,  komunitas Engkang-engkang dan komunitas @sukamulyaindah masuk dalam daftar Kampung Proklim", salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun