[caption id="attachment_215767" align="aligncenter" width="500" caption="hadiah tak ternilai dari dua orang teman (dok. Maria Hardayanto)"][/caption]
Kisah pertemanan di dunia maya mempunyai dua sisi. Baik atau buruk. Tergantung pada kita, si pemegang kendali. Alhamdullilah, karena niat saya berinternet ria untuk berbagi dan mendapatkan manfaat maka sejauh ini selalu bertemu teman-teman yang baik. Teman yang mendukung dan membagi ilmunya. Sehingga ilmu dan pengetahuan saya melesat cukup jauh. Contohnya adalah penghargaan untuk tulisan ini, penghargaan yang dulu hanya sebatas angan tetapi kini berhasil diraih karena banyaknya teman yang tidak kikir berbagi ilmu.
Selain ilmu, beberapa rekan berbaik hati membagikan hadiah. Salah satunya adalah @Olive Bendon yang mengirimkan hadiah buku. Dalam rangka apa? Orang berbaik hati memang tidak terpaku ruang dan waktu. Memberi ya memberi saja. Terimakasih ya Olive :)
Selain Olive, ada seorang teman yang hingga kini hanya saya ketahui namanya, Meutia. Dia ibu rumah tangga yang berdomisili di DKI Jakarta dan suatu ketika menulis di milis green lifestyle:
Di rumah saya (kayaknya) pohon gampang sekali tumbuh.. Dan saya mau cabut ngga tega.. Tapi kalau dibiarkan tumbuh, tempatnya ngga muat :-) Ada beberapa yang memang saya tanam bijinya juga sih :-) Kalau ada yang berminat, berikut pohon2nya yaa.. Gratis :-) - Mengkudu (tinggi 30 cm - 1.5 m, ada 4 pohon) - Belimbing wuluh (tinggi sekitar 1m, ada 2 pohon, yang kecil2, buanyakk :-) ) - Nangka (tinggi sekitar 1 m, 1 pohon) - Kurma (masih kecil2, tinggi sekitar 20 cm, sekitar 10 pohon) - Kamboja jepang (tinggi sekitar 30 cm, sekitar 3-4 pohon) - Zodia (tinggi sekitar 15-20 cm, sekitar 10 pohon) - Dll :-)
Wah menarik sekali , karena saya sedang mendampingi komunitas yang aktif berurban farming. Mereka membudidayakan tanaman obat keluarga sebagai salah satu cara untuk pencegahan dan pengobatan penyakit. Salah satu jenis tanaman yang sulit saya dapat dari pedagang tanaman keliling yang rajin masuk kompleks adalah belimbing wuluh. Maka saya mengirim surat elektronik memesan tanaman tersebut.  Manfaat belimbing wuluh tidak hanya untuk penyedap masakan tetapi juga berkhasiat mengobati sakit perut, batuk, diabetes dan sariawan.
Beberapa lama kemudian Meutia membalas sur-el saya dan mengirimkan 6 pohon belimbing wuluh tanpa mau memberi nomor rekening agar saya bisa mengganti biaya pengiriman. Sehingga membuat saya merasa berhutang budi, karena mengepak dan mengirimkan pohon belimbing wuluh bukan masalah mudah.
Tanaman-tanaman dengan tinggi kurang lebih 5 cm tersebut ternyata disemai dan ditanam dalam botol bekas air mineral yang dipotong.
[caption id="attachment_215693" align="aligncenter" width="499" caption="pohon belimbing wuluh dalam packing (dok. Maria Hardayanto)"]
Pengepakannya menggunakan bekas potongan botol kemudian dilakban dan dibungkus kertas koran bekas. Cukup tebal karena tanaman tetap harus lembab tapi tidak boleh ada air yang  menetes keluar karena bisa menyebabkan ditolaknya paket oleh agen pengiriman.
[caption id="attachment_215765" align="aligncenter" width="500" caption="Pohon Belimbing Wuluh ketika baru datang dan sebulan kemudian (dok. Maria Hardayanto)"]
Untuk sementara tanaman-tanaman tersebut saya pindah ke pot yang lebih besar. Ketika tinggi tanaman hampir mencapai 10 - 15 cm, Â saya serahkan ke komunitas untuk pemeliharaan lebih lanjut.
[caption id="attachment_215763" align="aligncenter" width="449" caption="Pohon Belimbing Wuluh, 3 bulan kemudian (dok. Maria Hardayanto)"]
Sayang sekali, perjalanan hidup belimbing wuluh di komunitas tidak selancar perjalanan ke Bandung. Satu pohon di komunitas @Engkang-engkang tiba-tiba menghilang daun dan batangnya. Kemungkinan besar menjadi santapan tikus yang hampir sebesar kucing. Sedangkan satu pohon di komunitas @sukamulyaindah tiba-tiba tertelungkup jatuh. Pohonnya raib. Â Â Maklumlah di komunitas padat penduduk, keberadaan pohon harus bersaing dengan manusia. Binatangpun mengusik karena mereka terpaksa melahap apapun agar tetap hidup.
Pohon belimbing wuluh yang tersisa kini hanya tinggal 4 buah. Ikut menyemarakkan budi daya tanaman obat lainnya. Saya berharap ke-empatnya bisa tumbuh membesar dan hasilnya bisa dipetik bagi kemaslahatan anggota  komunitas
Sayang, keinginan saya mengenal  Meutia yang cantik hatinya belum terwujud. Wajahnyapun tidak saya ketahui. Karena rupanya Meutia tidak suka berjejaring di facebook, hanya mengikuti milis greenlifestyle untuk mengikuti perkembangan terbaru dan info greenlifestyle yang sering dibagikan di milis.
Mungkin seharusnya seperti itulah kita, berbuat baik tanpa pamrih. Berbuat baik tanpa harus mencari alasan. Semua hanya karena Allah ta’ala. Tidak gembar-gembor, tidak curiga mencurigai, berbuat baik ya berbuat saja. Karena Allah tak pernah salah menilai. Terimakasih @Olive, terimakasih @Meutia, semoga Tuhan melipatgandakan karuniaNya bagi kalian. Amin.
**Maria Hardayanto**
Selain untuk mengucapkan terimakasih pada @Olive dan @Meutia, tulisan ini juga ditujukan untuk meramaikan Weekly Photo Challenge : Photo Essay (Esai Foto)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H