Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Freelancer - Volunteer Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Andi Arief, .......... Kena Deh!!

22 Januari 2012   01:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:35 3551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_165293" align="aligncenter" width="569" caption="Dilihat dari Cicapar, Gunung Sadahurip tidak berbentuk piramida (dok. Sujatmiko)"][/caption] "Dari hasil penelitian intensif dan uji karbon dipastikan bahwa umur bangunan yang terpendam dalam gunung tersebut  lebih tua dari Piramida Giza, di Mesir," ujar Andi Arief - Staf Khusus Presiden bidang Bencana Alam dan Bantuan Sosial . Gunung yang dimaksud Andi Arief menyimpan piramida itu adalah Gunung Sadahurip. Suatu gunung kecil terisolasi setinggi 1.463 diatas permukaan laut dan terletak di desa Sadahurip, Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut. Bentuknya memang tampak simetris sempurna apabila dilihat dari Wanaraja tetapi ternyata tampak tidak simetris apabila dilihat dari arah selatan atau dari arah kampung Cicapar. Apa sebetulnya yang mendorong Andi Arief bisa mengklaim bahwa Indonesia memiliki piramida  yang berumur lebih tua dari Piramida Giza yang selama ini dikenal sebagai piramida tertua dan terbesar dibangun pada 2.560 sebelum Masehi? Ternyata kisah seru tentang harta karun berupa piramida berasal dari laporan Yayasan Turangga Seta, suatu yayasan yang berdiri tahun 2004  yang mengklaim para anggotanya mempunyai kemampuan menangkap bisikan-bisikan gaib dan kehadiran gaib yang mereka sebut  parallel existence ketika berada di gunung Sadahurip. Dengan pedenya mereka menyosialisasikan temuan tersebut pada Wagub Jabar, Dede Yusuf pada tanggal 3 Maret 2011 dan memperkenalkan hipotesisnya di jurusan Tambang ITB pada 6 Mei 2011. Danny Hilman Natawijaya, peneliti LIPI dan mahasiswa S2 ITB yang sedang melakukan penggalian riset gempa program kebencanaan di Gunung Sadahurip dan Gunung Lalakonpun terkena getahnya. Karena dicatut namanya dan dianggap sebagai tenaga ahli yang ikut mensahkan penemuan piramida tersebut. Padahal seperti yang dinyatakan Danny Hilman bahwa ada sekelompok orang dari Yayasan Turangga Seta ikut-ikutan menggali  ketika Danny Hilman dan team sedang menguji geolistrik untuk kepentingan penelitian gempa karena adanya dugaan Gunung Sadahurip dan Gunung Lalakon sebagai salah satu pusat gempa. Sehubungan dengan dugaan adanya piramida, Danny Hilman menyatakan bahwa dibutuhkan penelitian secara massif guna membuktikan hipotesis tersebut. Petunjuk-petunjuk yang ada tidak mengarah kesitu.  Danny juga memastikan batuan besar yang ada di lokasi tidak terkait dengan piramida karena hanya larva batuan alamiah, bukan buatan manusia. Tapi anehnya, seperti ketika Andi Arief mengemukakan hipotesis nyeleneh tentang hubungan kecelakaan artis Syaipul Jamil dan gempa Lembang. Kinipun dia terpancing membentuk Tim Bencana Katastropik Purba untuk mendukung pernyataannya bahwa setelah dilakukan penelitian intensif ditemukan adanya bangunan berbentuk piramida yang  selain  tertinggi  dan terbesar di dunia,  juga tertua  yaitu lebih dari 6000 tahun sebelum Masehi. di desa  Sadahurip, Wanaraja Kabupaten Garut Jawa Barat. Pernyataan-pernyataan lainnya yang tak kalah  kontroversialnya kemudian dilemparkan ke masyarakat luas antara lain tentang temuan  pintu masuk ke ruang piramida di perut G. Sadahurip , dan yang terakhir tentang kehebatan para pendiri piramida yang diyakini telah mampu memindahkan seluruh kandungan batuan yang sebelumnya menyusun lembah Batu Rahong untuk dijadikan bahan bangunan Piramida Sadahurip. Hal mana disanggah oleh Kepala Pusat  dan Pengembangan Arkeologi Nasional, Dr Bambang Sulistyanto yang menyatakan secara aspek Arkeologi, dugaan adanya piramida di Gunung Sadahurip tidak masuk akal. "Lebih dari seperempat abad saya belajar arkeologi, baru kali ini saya mendengar adanya dugaan piramida di Indonesia. Kebudayaan Indonesia kuno itu tidak mengenal piramida, tetapi sangat akrab dengan bangunan suci bernama punden berundak atau candi," katanya. Lebih jauh Bambang Sulistyanto menegaskan bahwa perlu ada bukti ilmiah untuk mendukung kebenaran dugaan tersebut yaitu melalui pengujian ekskavasi (penggalian). "Tapi apa mungkin menggali Gunung? Sampai berapa meter batas kedalamannya? Dan berapa luas diameternya? Harus dipikirkan berapa kubik tanah galian yang harus digali dan dibuang kemana? Apa malah tidak merusak lingkungan?" tanyanya. Sanggahan terakhir tapi telak dikemukakan Pakar Geologi Indonesia, Sujatmiko yang menyatakan bahwa Gunung Sadahurip  merupakan bentukan alam murni tanpa campur tangan manusia, apalagi tenaga ghoib, setelah melakukan pengamatan geologi langsung di lapangan pada tanggal  8 Januari 2012. Singkapan batuan yang ditemukan berupa batuan beku andesit dalam bentuk aliran lava dan batuan intrusif yang masif  yang di beberapa tempat melapuk meninggalkan  struktur kulit bawang atau kekar tiang. Selain dari itu, ditemukan juga batuan piroklastika hasil kegiatan gunung api yang kebanyakan telah lapuk . Variasi batuan semacam ini  sangat umum ditemukan  di morfologi gunung  berbentuk piramida,  maka dapat disimpulkan  bahwa Gunung Sadahurip  adalah  sebuah gunung api  kecil yang utuh dengan bentuk menyerupai piramida. Fenomena semacam ini oleh van Bemmelen disebut sebagai lava dome(The Geology of Indonesia, 1949) dan oleh Arthur Holmes sebagai cumulo dome(Principles of Physical Geology, 1984). Metode penelitian geologi sederhana yang dilakukan dan diuraikan  Sujatmiko tersebut sebetulnya merupakan materi kuliah Geologi Dasar di seluruh Fakultas  Geologi di Indonesia! Dengan demikian maka pemakaian beragam peralatan super canggih seperti  geolistrik superstring, georadar, foto satelit 3 D – IFSAR resolusi 5 meter, dan bahkan penentuan umur dengan metode Karbon C-14 atau radiocarbon datingyang tentunya telah menguras dana dan tenaga yang tidak kecil  dapat dihindari. [caption id="attachment_165292" align="aligncenter" width="504" caption="Pelapukan mengulit bawang di lereng Sadahurip dengan batuan asli kolom-kolom andesitis (dok. Sujatmiko)"]

13271633151356736606
13271633151356736606
[/caption] Lebih lanjut Sujatmiko mengemukakan bahwa tim bentukan Andi Arief dan Yayasan Turangga Seta sebaiknya melakukan penelitian sesuai prosedur dan perizinan agar tidak melanggar Undang-Undang Cagar Budaya No.11 Tahun 2010. Karena kehebohan berita adanya piramida mengakibatkan wisatawan berbondong-bondong datang dan bangunan sangat penting di puncak Gunung Sadahurip yaitu beton Trianggulasi T 74 raib dibongkar tanpa ketahuan karena mungkin dikira harta karun. Kehebohan yang diakibatkan pernyataan Andi Arief juga telah mengusik kedamaian warga yang selama ini hidup nyaman jauh dari hiruk pikuk berbau materialisme. Karena itu dengan santainya seorang bapak tua berumur 65 tahun berkomentar: "Ah teu percaya bapak mah. Bapak teh orang dieu asli, teu aya eta paramida. Ngaririweuh wungkul eta mah". (bapak tidak percaya. Bapak asli orang sini, tidak ada piramida. Ini bikin heboh saja) Setuju pak, ngaririweuh wungkul!   ^_^ **Maria Hardayanto** sumber data : . http://blog.fitb.itb.ac.id/BBrahmantyo/?p=1494 . antaranews . detik.com

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun