Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Freelancer - Volunteer Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Foke, Jangan Mengeluh Seperti Ibu Rumah Tangga

16 Oktober 2010   06:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:23 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_292741" align="aligncenter" width="499" caption="Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo (KOMPAS IMAGES/DHONI SETIAWAN)"][/caption]

Maaf, karena aku tak mau mendiskreditkan seorang pejabat

Maaf, karena aku percaya tugas anda buanyaaaakkkkk sekaliiiiii….

Maaf, karena aku hanya ibu rumah tangga yang tidak tahu masalah regulasi

Maaf, karena aku hanya tahu tentang menentukan pilihan

Maka ketika kupilih menjadi istri dan kemudian ibu rumah tangga

Tak cukup dua tangan dan dua kaki

untuk belanja ke pasar, memasak dan mencuci piring

Menyapu, mengepel, menyuci baju, menyetrika, menggendong dan menyuapi anak

Hingga mengajari anak belajar berbagai hal.

Tapi ……

Ketika baju kemeja kantor suami terlupa disetrika

Ketika masakan terlalu asin atau terlalu matang

Prestasi belajar anak menurun hingga hampir tidak naik kelas

Apakah ada yang mau mendengar argumentasi

Bahwa aku sibuk…..sibuk ….. sibuk……..

Bahwa pekerjaanku banyak sekali

Bahwa pekerjaanku bukan hanya menjahit, memasak dan mengajari anak

Bahwa aku bingung menentukan prioritas

Ah , semua alasan akan tertiup angin pembawa debu

Karena tanggung jawab itu sudah kupilih

Tanpa kampanye, tanpa janji-janji

Karena pasti ada konsekuensi logis dari suatu pilihan

Jadi ketika suatu malam Najwa Shihab mewawancarai seorang pejabat

Yang kebetulan ahli tata ruang kota lulusan luar negeri

Tentang janjinya mengurangi banjir ibukota

Tentang Trans Jakarta, MRT dan Megapolitan

Kuterperangah karena regulasi disalahkan

Kuterperangah sewaktu dia berkata bahwa urusannya bukan hanya itu

Kuterperangah melihat begitu emosinya dia

Ah , Bapak yang terhormat

Bukankah bapak yang memilih menjadi pemimpin kota metropolitan ?

Bukankah Bapak yang menjanjikan solusi banjir ?

Bukankah Bapak yang menjanjikan kemacetan akan terurai ?

Bukankah Bapak yang menjanjikan keberpihakan pada warga ?

Jadi ketika Bapak tidak mampu menepati janji

Bahkan data kemajuanpun tidak sanggup Bapak berikan

Bukankah semua konsekuensi harus bapak hadapi ?

Bukankah sindiran, makian dan hinaan harus Bapak terima ?

Dengan tersenyum khas

Persis seperti ketika Bapak berkampanye

Manis,

seolah begitu terpilih Bapak akan menyelesaikan semua masalah

Ajaib bak kerja Santa Claus

yang kinipun tak dipercaya anak kecil

Penutup

Sebagai pejabat bukankah Bapak punya kuasa ?

Mengapa tidak Bapak terbitkan perda yang berhubungan langsung dengan kekacauan ini ?

Contoh atasi banjir termudah ?

Setiap warga yang mempunyai lahan harus membuat sumur resapan

Yang tidak punya lahan , cukup biopori, atau kompensasi dengan lahan kosong lain

Sebetulnya masalah akan terurai

Sebetulnya kening Bapak tidak usah mengerut makin dalam

Apabila Bapak pikir harus mengerjakan semua sendiri

Tanpa mengajak masyarakat turut serta

Hayolah Pak,

bersama kita bisa kata atasan Bapak

yes, we can ............. kata bekas warga Bapak !

Setuju ?

Bapak perlu saran lain ?

Maaf , saya simpan untuk pengganti Bapak yaaaaaaaa.........

[caption id="attachment_291553" align="aligncenter" width="500" caption="www.inilah.com"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun