Kenalin nih si anak pindahan, Bunga namanya. Seorang gadis cantik dan murid pindahan dari Bandung. Memang ia sering berpindah sekolah sedari dulu karena tuntutan kerja orangtuanya. Saat ini ia duduk dibangku kelas 11 di SMA Bakti yang harus menghabiskan waktu 30 menit dari rumahnya.
"Ish, kenapa si bokap masukin gue ke sekolah yang jauh dari rumah, kan harus bangun pagi terus kalo gini." Gerutu Bunga setelah ia tau menjadi siswi di SMA Bakti.
          Hari ini, hari pertama Bunga menjadi anak kelas 11 SMA Bakti, iya di SMA barunya. Maka Bunga memiliki tekat supaya tidak terlambat dihari pertamanya. Namun, mungkin Tuhan berkehendak lain. Mentari sudah bangun mendahului si cantik Bunga. Lantas, Bunga tergesa-gesa untuk mengejar keterlambatan itu.
"Ah s*al." Ucap Bunga ketika sesampainya di sekolah dengan kondisi gerbang sekolah sudah tertutup.
          Ditengah penyesalan itu, Bunga terkejut dengan kehadiran seorang siswa yang tinggi dan gagah, yang juga memakai seragam yang sama dengannya. Siswa itu tiba-tiba hadir di sampingnya.
"Anak baru ya?" Tanya siswa tersebut kepada Bunga.
          Bunga hendak menjawab pertanyaan yang dilotarkan siswa itu. Namun sebelum Bunga menyampaikan jawaban atas pertanyaan tersebut, siswa itu malah berlalu meninggalkan Bunga. Bunga penasaran hendak kemana perginya siswa itu, sehingga Bunga mengikuti siswa tersebut dari belakang. Akhirnya sampailah siswa itu ketempat yang ia tuju dengan Bunga di belakangnya. Ternyata tanpa diduga, siswa tersebut menyadari kedatangan Bunga.
"Eh lo, naik punggung gua" Ucap siswa itu pada Bunga.
         Maksud dari ucapan siswa itu langsung dimengerti Bunga, maka dari itu Bunga lansung melakukan apa yang diucapkan siswa tersebut.  Mereka berdua akhirnya berhasil masuk ke sekolah karena sudah memanjat pagar belakang sekolah.
"Gue Bunga, makasih udah bantuin" Â Ucap Bunga seraya mengulurkan tangan.
"Gua, Abimanyu, panggil Abi aja" Â Jawab Abi seraya menerima uluran tangan Bunga.
"Kalo Gua Pak Herlambang" Ucap seorang pria yang jika didengarkan dari suaranya mungkin sudah berumur setengah abad.
         Sontak mereka berdua mencari sumber suara itu, yang berasal tak jauh dari mereka berdiri, dan ya yang mereka dapati tentunya seorang pria tua yang sudah melipat tangan dengan itensinya senantiasa menuju mereka berdua.
"Ini kapan selesainya si? Aduh mana panas benget" Gerutu Bunga sambil menjaga keseimbangannya.
"D*sar Herlambang" Â Ucap Abi.
"Saya dengar omonganmu ya Bi" Terdengar suara Pak Herlambang yang berada di teras sekolah, ia sedang mengawasi Bunga dengan Abi yang sedang hormat bendera sambil mengangkat satu kaki mereka di tengah-tengah lapangan.
           Betapa beruntungnya mereka berdua bertemu dengan guru BK tersayang ini bukan? Iya, Pak Herlambang adalah guru yang mengampu Bimbingan Konseling di SMA Bakti. Ia sangat amat disegani oleh siswa dan siswi SMA Bakti.
           Mendengar ucapan Pak Herlambang yang membalas ucapan Abi, sontak Bunga merasa ada yang menggelitiki perutnya, hal itu membuat ia tidak bisa menahan untuk tertawa. Abi yang melihat seorang siswi baru yang berada di sampingnya itu seenak jidat untuk tertawa, perlahan Abi ikut tertawa juga.
          Dari peristiwa itulah yang mempertemukan dan memulai kisah SMA yang kata orang adalah masa-masa paling bahagia terutama bagi sepasang anak Adam dan anak Hawa tersebut.
End.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H