Mohon tunggu...
Mariah AfifaRahmah
Mariah AfifaRahmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi Baca Buku dan Traveling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Akhlak yang Harus Dimiliki pada Seorang Da'i

27 Mei 2024   19:36 Diperbarui: 27 Mei 2024   19:36 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Akhlak Seorang Dai
Oleh: Syamsul Yakin dan Mariah Afifa Rahmah
Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Akhlak adalah reaksi spontan. Akhlak seorang dai adalah reaksi spontan terhadap mad'u. Mad'u memiliki beragam perilaku. Ada yang menyenangkan, ada yang sibuk dengan dirinya sendiri, dan ada pula yang menguji kesabaran seorang dai.

Namun, Allah memastikan bahwa seorang dai dapat bersikap lembut saat berhadapan dengan mad'u, apa pun keadaannya. Allah menegaskan, "Maka berkat rahmat dari Allah kamu menjadi lemah lembut kepada mereka" (QS. Ali Imran/3: 159).

Dalam sejarah dakwah Nabi, ayat ini merupakan jaminan Allah kepada Nabi bahwa apa pun respons mad'u terhadap beliau, Allah akan melembutkan hati beliau. Hal ini tentu juga berlaku bagi para dai saat ini.

Sejarah mencatat bahwa Nabi selalu bersikap lunak terhadap orang-orang kafir Mekah. Nabi melihat mad'u sebagai objek dakwah dan saudara sesama manusia yang perlu diarahkan kembali ke jalan kebenaran. Tak peduli seberat apapun pelanggaran yang mereka lakukan, termasuk upaya boikot, Nabi tetap memperlakukan mereka dengan kelembutan.

Di Mekah, Nabi mengalami boikot ekonomi. Mereka mengumumkan agar apa pun yang Nabi beli tidak dijual, dan apa pun yang Nabi jual tidak dibeli. Padahal, perdagangan adalah mata pencaharian utama masyarakat di sana, dan Mekah adalah kota yang berorientasi pada perdagangan.

Sebagai seorang dai, Nabi menghadapi situasi tersebut dengan akhlak mulia. Allah berpesan, "Dan sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekelilingmu. Maka maafkanlah mereka" (QS. Ali Imran/3: 159).

Dari sini, kita dapat memahami dua akhlak seorang dai berdasarkan petunjuk al-Qur'an, yaitu lemah lembut dan pemaaf. Mengenai sikap pemaaf, Allah berjanji, "Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat), maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim" (QS. al-Syura/42: 40).

Akhlak lain yang harus dimiliki oleh seorang dai adalah memohonkan ampunan bagi mad'u yang telah melakukan dosa berat kepada Allah. Ini dijelaskan dalam potongan ayat, "Mohonkanlah ampunan bagi mereka" (QS. Ali Imran/3: 159).

Saat berdakwah di masyarakat Thaif, Nabi Muhammad saw. diperlakukan secara zalim oleh mereka. Melihat hal itu, malaikat berkata, "Hai Muhammad, jika kamu mau, aku bisa menimpakan al-Akhsyabain (dua gunung besar yang ada di kiri dan Masjidil Haram)." Rasulullah menjawab, "Tidak, namun aku berharap supaya Allah melahirkan dari anak keturunan mereka ada orang-orang yang beribadah kepada Allah semata, tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun" (HR. Bukhari).

Akhlak penting lainnya bagi seorang dai adalah bersedia untuk bermusyawarah bersama mad'u. Allah mengajarkan, "Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu" (QS. Ali Imran/3: 159).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun