Mohon tunggu...
Mariah AfifaRahmah
Mariah AfifaRahmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi Baca Buku dan Traveling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bentuk-bentuk Dakwah

13 Mei 2024   17:24 Diperbarui: 13 Mei 2024   17:32 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bentuk-Bentuk Dakwah
Oleh: Syamsul Yakin dan Mariah Afifa Rahmah
Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ada tiga bentuk dakwah.

Pertama adalah dakwah bil lisan, yang dilakukan secara verbal. Dakwah ini mengandalkan komunikasi lisan untuk menyampaikan pesan-pesan Islam, khususnya mengenai akidah, ibadah, dan akhlak. Pelakunya adalah dai atau penceramah, yang biasanya menggunakan media seperti mimbar, panggung, radio, televisi, sekarang lebih kearah menggunakan media sosial seperti YouTube, Instagram, dan Twitter. 

Mad'u atau objek dakwah bil lisan biasanya adalah kelompok atau komunitas dengan berbagai latar belakang, seperti bapak-bapak, ibu-ibu, remaja, pelajar, mahasiswa, karyawan, dan lain-lain. Metode yang umum digunakan dalam dakwah bil lisan adalah ceramah yang dikombinasikan dengan diskusi. Pengaruh dakwah bil lisan terbilang signifikan karena mad'u cenderung lebih terbiasa dengan budaya mendengar daripada berbicara, terutama jika penceramah memiliki kemampuan retorika yang baik seperti KH. Zainuddin, MZ.

Kedua, dakwah bilhal adalah dakwah yang menekankan pada tindakan nyata. Ini melibatkan berbagai bidang seperti sosial, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lain-lain. Pelaku dakwah bilhal tidak hanya individu, tetapi sering melibatkan masyarakat secara kolektif. Contoh tindakan nyata yang dilakukan dalam dakwah bilhal termasuk membangun sekolah, rumah sakit, lapangan kerja, dan melakukan tindakan-tindakan sosial lainnya. Meskipun contoh klasiknya adalah tindakan sederhana seperti menyingkirkan duri di jalan, ada juga tindakan yang lebih fundamental seperti membuat orang bahagia, memberi makan orang yang lapar, dan memberi pendidikan kepada yang bodoh. 

Pelaku dakwah bilhal harus memiliki tingkat kepedulian sosial yang tinggi. Dakwah bilhal memiliki efek yang lebih besar daripada dakwah bil lisan karena dapat dirasakan langsung oleh mad'u. Metode dakwah bilhal bukanlah melalui ceramah atau diskusi, melainkan dengan melakukan tindakan nyata di lapangan. Contoh aksi dakwah bilhal yang baik adalah program "Jumat Berkah" dan "Berbagi Takjil" di bulan Ramadhan. Meskipun demikian, tindakan yang lebih fundamental dan berkelanjutan tentu lebih diperlukan dalam dakwah bilhal.

Ketiga, dakwah bilqalam adalah dakwah yang dilakukan melalui tulisan atau menulis. Dakwah ini sering disebut sebagai dakwah literasi atau literasi dakwah. Ini melibatkan penyebaran pesan-pesan Islam melalui karya tulis, artikel, buku, blog, dan media lainnya. Pelaku dakwah bilqalam adalah penulis, peneliti, dan individu lain yang menggunakan keahlian menulis mereka untuk menyebarkan nilai-nilai Islam dan menjangkau khalayak luas. Meskipun tidak seketika seperti dakwah bil lisan atau bilhal, dakwah bilqalam memiliki potensi yang besar untuk mencapai mad'u di berbagai tempat dan waktu yang berbeda.

Dari ketiga bentuk dakwah tersebut, terlihat bahwa yang paling berkembang adalah dakwah bil lisan, diikuti oleh dakwah bilhal, dan terakhir dakwah bilqalam. Namun, untuk meningkatkan efektivitas ketiga bentuk dakwah ini, diperlukan berbagai pendekatan, strategi, dan metode yang beragam. Hal ini dapat dilakukan melalui pengembangan kualitas dakwah yang lebih baik, pelatihan bagi para dai dan penceramah, pemanfaatan teknologi informasi dan media sosial, serta memperkuat kerjasama antarindividu dan komunitas dalam melaksanakan dakwah. Selain itu, perlu juga peningkatan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap ajaran Islam serta penguatan nilai-nilai sosial dan kemanusiaan dalam melaksanakan dakwah. Dengan demikian, dakwah dapat menjadi sarana yang lebih efektif dalam menyebarkan pesan-pesan kebaikan dan kebenaran kepada masyarakat luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun