Mohon tunggu...
Maria francisca Oktaviani
Maria francisca Oktaviani Mohon Tunggu... -

studied journalism at Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Editorial

23 Mei 2012   01:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:57 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1337738113272295741

Editorial adalah opini berisi pendapat suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversial yang berkembang di masyarakat. Opini yang ditulis pihak redaksi diasumsikan mewakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap resmi media yang bersangkutan.

Sebuah editorial biasanya ditulis oleh redaksi surat kabar yang menyajikan sebuah isu atau masalah penting yang dilihat dari kacamata redaksi. Editorial mencerminkan suara mayoritas dari pada dewan redaksi. Penulis editorial umumnya membangun argumen dan mencoba membujuk pembaca untuk berpikir dengan cara yang sama dengan mereka. Editorial dibuat dengan maksud untuk membangun opini publik, mengajak publik untuk berpikirkritis, dan terkadang menimbulkan reaksi terhadap masalah tersebut.

Dalam editorial kata-kata yang panjang dan bertele-tele akan mendapatkan skor yang rendah. Editorial merupakan sebuah artikel yang membahas sebuah isuoleh redaksi sebuah surat kabar. Untuk membahasnya redaksi harus memiliki landasan yang kuat tentang sebuah fakta. Selain berargumen, redaksi juga harus memberikan sebuah solusi untuk masalah yang dibahas. Redaksi akan mendapatkan skor yang banyak ketika dalam pelaporannya terdapat beberapa unsur diantaranya : latar belakang data, dampak dari isu tersebut, wawancara dengan narasumberyang berkompeten dan proyeksi.

Sebuah editorial umumnya memiliki: pendahuluan, penjelasan objektif tentang isu, sudut pandangyang tengah berkembang, Opini dari sudut pandang yang berseberangan, opini penulis yang disampaikan dengan cara profesional, solusi alternatif dari masalah atau isu yang dikritisi, setiap orang dapat mengeluhkan sebuah persoalan, namun sebuah editorial yang baik harus mengambil pendekatan yang proaktif untuk membuat situasi menjadi lebih baik dengan menggunakan kritik yang konstruktif dan memberi solusi, Sebuah solusi yang padat dan singkat mampu meringkas opini dari penulis.

Editorial ditulis tidak dengan mencantumkan nama penulisnya, seperti halnya menulis berita atau features. Oleh karena itu dalam editorial tidak ada kata ‘saya’ melainkan ‘kami’ Idealnya editorial dikerjakan dan merupakan hasil dari pemikiran kolektif dari segenap awak media. Jadi proses sebelum penulisan editorial, terlebih dahulu diadakan rapat redaksi yang dihadiri oleh pemimpin redaksi, redaktur pelaksana serta segenap jajaran redaktur yang berkompeten, untuk menentukan sikap bersama terhadap suatu permasalahan atau isu yang sedang berkembang di masyarakat atau dalam kebijakan pemerintahan.

Pemilihan isu editorial biasanya dilakukan oleh editorialboard yang akan merencanakan hingga kemudiaan memutuskan untuk setiap editorial yang muncul pada surat kabar. Dalam menyeleksi isu dan menentukan editorial yang akan muncul pada surat kabar. Dalam menyeleksi dan menentukan di mana posisi mereka terhadap sebuah isu, diantara editorialboard pasti terjadi perdebatan. Untuk mendinginkan suasana, beberapa anggota perlu menjadwalkan pertemuan untuk mendiskusikan isu yang akan ditulis, menentukanposisi surat kabar dalam berbagai macam topik, dan melakukan brainstorming.

Brainstorming mendorong para anggota untuk mengelurakan ide-ide kritis mereka sebanyak mungkin. Brainstorming mampu melunakkan sifat individual mereka untuk melebur ke dalam kelompok, proses ini juga mempermudah anggota untuk menghasilkan ide dan menunjukkan arah topik yang lebih spesifik.

Menuliskan editorial dirumuskan empat langkah, yaitu :Dari awal kita telah menguraikan masalah dan menunjukkan posisi kita, mendiskusikan padangan yang berlawanan, mendiskusikan posisi kita lewat bukti yang detail, dan menyimpulkan.

Editorial terbagi menjadi empat jenis. Pertama, memaparkan atau menginterpretasikan: Redaksi terkadang menggunakan editorial untuk menjelaskan alasan mengapa medianya mengangkat sebuah subjek yang sensitif atau kontrovesial.Kedua mengkritik: Editorial semacam ini menyampaikan kritik secara konstruktif terhadap sebuah kebijakan, keputusan, atau keadaan, dengan memberikan solusi terhadap persoalan yang sudah diidentifikasi. Tujuan editorial semacam ini adalah agar pembaca dapat melihat persoalan, bukan solusinya.Ketigamengajak: Editorial bertipe mengajak bertujuan untuk melihat solusi, bukan masalah. Dari paragraf pertama, pembaca akan didorong untuk turut memikirkan solusi yang positif.Keempat pujian: Editorial semacam ini mengomentari orang dan lembaga atas sesuatu yang dilakukan dan memberikan hal yang baik. Editorial ini berbeda dengan tiga sebelumnya.

Untuk menulis sebuah editorial sebaiknya ambillah topik yang penting yang sedang menjadi perhatian publik, lalu kumpulkan informasi serta fakta; bila perlu lakukanlah riset. Ungkapkan opini anda dengan singkat, kemudian uraikan persoalan atau isu secara objektif dan sampaikan pula alasan mengapa hal tersebut penting. Jika sebelumnya anda sudah menjelaskan alasan anda, maka sebaiknya anda menyampaikan sudut pandang yang berseberangan.

Sudut pandang yang berbeda bisa disangkal dengan menyampaikan fakta, detail, angka, atau kutipan, bila perlu berikan juga pengakuan terhadap sikap yang berseberangan. Karena meski bertolak belakang dengan sikap kita, hal tersebut tentu memiliki argumentasi sehingga editorial yang kita buat menjadi rasional. Untuk memperkuat argumen anda lakukanlah pengulangan kata dengan beberapa kata kunci serta berikan solusi realistis tentang persoalan tersebut. Akhirilah argumen anda dengan kata-kata yang menohok. Karena editorial adalah tulisan yang dibuat oleh redaksi, maka jangan pernah menggunakan kata ‘saya’.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun